Stok Beras Bali Capai 18 Ribu Ton: Cukup untuk 3 Bulan

Denpasar

Stok Beras Bali Capai 18 Ribu Ton: Cukup untuk 3 Bulan

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 25 Mei 2023 10:51 WIB
JATILUWIH, BALI, INDONESIA - JUNE 19:  A farmer spreads paddy stalks to be dried under the sunlight during harvest season at Jatiluwih on June 19, 2014 in Tabanan, Bali, Indonesia. Industry Officials and analysts are expecting Indonesia to more than double its rice imports to around 1.5 million tons in 2014 from an estimated 700,000 tons imported in 2013 ahead of a general election and El Nino looms on the horizon which could lead into drought and lack of rainfall. Jatiluwih is famous for its well-maintained terraced rice fields and functioning subak traditional irrigation system. UNESCO has recognized it as one of the worlds heritage sites. (Photo by Agung Parameswara/Getty Images)
Distan Bali menyebut stok beras mencapai 18 ribu ton per Kamis (25/5/2023). Jumlahnya cukup untuk pasokan tiga bulan ke depan. (Getty Images/Agung Parameswara).
Denpasar -

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada menyebut stok beras di Pulau Dewata mencapai 18 ribu ton per Kamis (25/5/2023). Angka itu diklaim cukup untuk pasokan tiga bulan ke depan.

"Stok (beras) per hari ini cukup, ada sekitar 18 ribu ton beras. Terus kami monitor setiap hari," ujarnya kepada detikBali.

Jumlah itu, ia melanjutkan bahkan belum memperhitungkan cadangan dari gabah. "Belum lagi gabahnya masih ada stok. Itu sebagai buffer stock," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, Sunada mendukung sikap Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak beras impor dari Vietnam. Pasalnya, Sunada menilai, impor beras akan menguntungkan petani dari negara lain, sedangkan petani Bali terancam buntung.

"Kalau pakai beras Bali, berarti keuntungan itu ke petani Bali dong. Kalau beli beras dari luar kan keuntungannya ke petani luar. Memang, kebijakan Pak Gubernur pas banget itu. Kenapa ambil dari luar, sedangkan kita punya beras sendiri?" katanya mempertanyakan.

ADVERTISEMENT

Memang, ia mengaku beras lokal terbilang lebih mahal dari beras impor. Harap maklum, modal yang dikeluarkan petani pun cukup besar untuk membeli pupuk berkualitas.

Namun, hal itu tidak jadi masalah karena efeknya roda perekonomian dapat berputar di Bali. "Pupuk mahal sekarang, jadi mengikuti lah (harga beras). Harga naik sedikit itu sudah biasa," imbuh Sunada.

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan menolak 10 ribu ton beras yang diimpor oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Bali. Koster beralasan stok beras di Bali masih surplus alias berlimpah.

"Kapan hari saya diskusi dengan Bulog Bali. Mau bawa beras 5.000 sampai 10 ribu ton ke Bali. Saya tanya beras dari mana. Beras impor. Sorry pak, saya tidak setuju bawa impor ke Bali. Karena Bali ini surplus beras," kata Koster beberapa waktu lalu.

Sekadar informasi, pada awal April 2023 lalu, Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Bali M Sony Supriyadi mengungkap stok beras di Bali tersisa 1.800 ton. Angka itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama satu bulan ke depan.

Memang, Bali sendiri memproduksi beras. Tetapi, jumlahnya disebut belum mencukupi. "Saya sempat ngobrol dengan Kepala Dinas Pertanian Badung, memang secara umum Bali belum mencukupi kebutuhan sendiri," ucapnya, Jumat (7/4/2023).




(BIR/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads