Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada menyebut stok beras di Pulau Dewata mencapai 18 ribu ton per Kamis (25/5/2023). Angka itu diklaim cukup untuk pasokan tiga bulan ke depan.
"Stok (beras) per hari ini cukup, ada sekitar 18 ribu ton beras. Terus kami monitor setiap hari," ujarnya kepada detikBali.
Jumlah itu, ia melanjutkan bahkan belum memperhitungkan cadangan dari gabah. "Belum lagi gabahnya masih ada stok. Itu sebagai buffer stock," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya, Sunada mendukung sikap Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak beras impor dari Vietnam. Pasalnya, Sunada menilai, impor beras akan menguntungkan petani dari negara lain, sedangkan petani Bali terancam buntung.
"Kalau pakai beras Bali, berarti keuntungan itu ke petani Bali dong. Kalau beli beras dari luar kan keuntungannya ke petani luar. Memang, kebijakan Pak Gubernur pas banget itu. Kenapa ambil dari luar, sedangkan kita punya beras sendiri?" katanya mempertanyakan.
Memang, ia mengaku beras lokal terbilang lebih mahal dari beras impor. Harap maklum, modal yang dikeluarkan petani pun cukup besar untuk membeli pupuk berkualitas.
Namun, hal itu tidak jadi masalah karena efeknya roda perekonomian dapat berputar di Bali. "Pupuk mahal sekarang, jadi mengikuti lah (harga beras). Harga naik sedikit itu sudah biasa," imbuh Sunada.
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan menolak 10 ribu ton beras yang diimpor oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Bali. Koster beralasan stok beras di Bali masih surplus alias berlimpah.
"Kapan hari saya diskusi dengan Bulog Bali. Mau bawa beras 5.000 sampai 10 ribu ton ke Bali. Saya tanya beras dari mana. Beras impor. Sorry pak, saya tidak setuju bawa impor ke Bali. Karena Bali ini surplus beras," kata Koster beberapa waktu lalu.
Sekadar informasi, pada awal April 2023 lalu, Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Bali M Sony Supriyadi mengungkap stok beras di Bali tersisa 1.800 ton. Angka itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama satu bulan ke depan.
Memang, Bali sendiri memproduksi beras. Tetapi, jumlahnya disebut belum mencukupi. "Saya sempat ngobrol dengan Kepala Dinas Pertanian Badung, memang secara umum Bali belum mencukupi kebutuhan sendiri," ucapnya, Jumat (7/4/2023).
(BIR/hsa)