Ketua Komisi II DPRD Bali Ida Gede Komang Kresna Budi mengaku tak tahu-menahu soal pasokan beras di Pulau Dewata yang diklaim melimpah oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Sebelumnya, Koster menolak impor beras dari Vietnam dengan alasan Bali surplus beras.
"Nah, itu kami belum tahu. Mungkin, Pak Gubernur, sudah duluan dapat info masalah ketersediaan beras makanya beliau mengatakan (Bali surplus beras)," ujarnya kepada detikBali, Rabu (24/5/2023).
Yang pasti, Kresna menyebut akan mengonfirmasikan kepada dinas terkait soal pasokan beras di Bali. "Kami belum dapat info. Nanti deh kami konfirmasi ya ke dinasnya," ungkap Kresna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun demikian, Kresna mendukung langkah Koster menolak kiriman 10 ribu ton beras impor dari Vietnam. Dengan catatan, pasokan beras di Bali memang memenuhi kebutuhan.
"Kalau memang cukup, nggak perlu impor. Benar kata Pak Gubernur, karena Bali sudah cukup, nggak perlu impor. Kalau kurang, baru impor, kan begitu," imbuh politikus Golkar tersebut.
Sekadar informasi, pada awal April 2023 lalu, Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Bali M Sony Supriyadi mengungkap stok beras di Bali tersisa 1.800 ton. Angka itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama satu bulan ke depan.
Nah, untuk mengamankan pasokan beras sebelum perayaan Idul Fitri 2023, Bulog menarik suplai beras dari Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Sony, penarikan beras dari luar pulau karena Bali belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat secara mandiri.
Memang, Bali sendiri memproduksi beras. Tetapi, jumlahnya disebut belum mencukupi. "Saya sempat ngobrol dengan Kepala Dinas Pertanian Badung, memang secara umum Bali belum mencukupi kebutuhan sendiri," ucapnya, Jumat (7/4/2023).
Sebab, ia melanjutkan, konsumsi beras di Bali tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Ada juga penambahan penduduk luar, baik itu wisatawan maupun pendatang dari daerah lainnya. Sehingga, mereka sama konsumsi beras dan itu kurang," terang Sony.
(BIR/hsa)