Denpasar Inflasi 0,06 Persen per April, Urutan ke-73 dari 77 Kota di Indonesia

Denpasar Inflasi 0,06 Persen per April, Urutan ke-73 dari 77 Kota di Indonesia

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 03 Mei 2023 02:20 WIB
BPS Bali mencatat 1,026 juta kunjungan wisman pada Januari-Maret 2023, naik lebih dari 6.000 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
BPS mencatat inflasi Kota Denpasar 0,06 persen disumbang oleh transportasi, makanan, minuman, dan tembakau pada April 2023. (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali).
Denpasar -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Kota Denpasar 0,06 persen pada April 2023 (month to month). Sementara, berdasar tahun kalender, inflasi Kota Denpasar mencapai 0,74 persen.

Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan inflasi tahun ke tahun sebesar 4,50 persen. Realisasi tersebut menempatkan Kota Denpasar di urutan ke-73 dalam kota yang mengalami inflasi.

"Dari 77 kota yang mengalami inflasi di Indonesia, Denpasar ada di urutan ke-73," ungkap Endang saat konferensi pers, Selasa (2/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun, untuk komponen inti, Denpasar tercatat deflasi 0,12 persen. Namun, komponen yang diatur pemerintah inflasinya mencapai 0,74 persen. Kemudian, untuk komponen bergejolak inflasinya 0,13 persen.

"Tiga kelompok penyumbang inflasi terbesar di Denpasar, yaitu transportasi dengan andil 0,131 persen dan inflasi 1,04 persen," tutur Endang.

ADVERTISEMENT

Dilanjutkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,048 persen dengan inflasi 0,19 persen. Lalu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,036 persen, dengan inflasi 0,52 persen.

Sementara itu, Fungsional Ahli Madya BPS Provinsi Bali Made Agus Adnyana menyebut salah satu faktor inflasi Denpasar di bulan ini.

"Denpasar terjadi inflasi ini berbeda arah dengan Singaraja (deflasi 0,22 persen) karena memang transportasi, khususnya angkutan udara, hanya terdapat di Denpasar. Itu menjadi salah satu penyebab mengapa arahnya menjadi berbeda," imbuh dia.

Selain itu, kata Agus, hal tersebut juga dipengaruhi oleh libur panjang Lebaran, dimana banyak wisatawan datang ke Bali, terutama wisatawan domestik.

"Ini berpengaruh pada harga tiket, termasuk tuslah (tambahan pembayaran)," tandasnya.




(BIR/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads