General Manager (GM) Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan memprediksi jumlah penumpang pesawat yang dilayani pada tahun ini mencapai 20,3 juta orang. Pada 2019 lalu, puncak layanan penumpang sempat tembus 24 juta, namun merosot sejak pandemi.
"Data kami menunjukkan ada pertumbuhan, namun jumlah penumpangnya pada tahun ini masih di kisaran 20,3 juta," ujarnya, Kamis (2/2/2023).
Jumlah itu terdiri dari penumpang yang tiba dan berangkat. "Datang dan berangkat via Bandara Ngurah Rai Bali," imbuh Handy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan penumpang, ia menjelaskan ditopang oleh kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Hal itu tercermin dari banyaknya kedatangan di terminal internasional.
Berbeda halnya dengan wisatawan domestik yang fluktuatif. "Trennya ada pertumbuhan penumpang internasional, tetapi domestik sangat fluktuatif. Pernah satu hari melayani 30 ribu penumpang, tapi esoknya hanya 15 ribu," katanya.
Pun demikian, Handy menyebut hal itu lumrah dan tidak jadi masalah. Menurut dia, pola naik-turunnya penumpang sudah diperkirakan.
"Penumpang internasional belum seperti 2019, tapi naik pelan. Stabil. Kalau begini terus sampai akhir tahun, pasti akan terjadi peningkatan dibanding tahun lalu," tutur dia.
Diketahui, Angkasa Pura I bakal mengembangkan Bandara Ngurah Rai Bali. Jika tidak ada aral melintang, perluasan itu akan dilakukan tahun ini juga, sejalan dengan kedatangan pesawat berbadan lebar Airbus A380 milik maskapai asing, Emirates.
Pengembangan juga dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penumpang yang akan dilayani Bandara Ngurah Rai Bali. "Tahun 2019 itu penumpang mencapai 24 juta, itu masa puncaknya. Artinya memang saatnya dikembangkan," terang Handy.
Adapun, pengembangan Bandara Ngurah Rai Bali ditujukan agar kapasitasnya dapat melayani 35 juta penumpang sesuai yang ditargetkan oleh Kementerian Perhubungan.
(BIR/nor)