Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Bali Dewa Putu Ananta menolak penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kg sebesar Rp 18 ribu sebagai kenaikan harga. Dia menilai penetapan HET tersebut sebagai penyesuaian harga di pasaran.
Hal tersebut dikarenakan beberapa waktu belakangan harga LPG 3 kg di pasaran telah mencapai Rp 18 ribu- Rp 20 ribu. Sementara, HET yang masih berlaku adalah HET tahun 2014, yakni Rp 14.500.
"(Harga) menjebol HET, lalu kami mohon penyesuaian. Penyesuaian HET ini juga supaya harga hampir sama dengan di lapangan, sehingga kami nyaman dalam bekerja, dari agen dan pangkalan juga nyaman bekerja karena ada stakeholder yang mengawasi dalam hal ini," paparnya ketika dihubungi detikBali, Selasa (17/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Harga Gas LPG 3 Kg di Bali Naik! |
Dalam penentuan HET LPG 3 kg senilai Rp 18 ribu itu pun turut melibatkan tim akademisi terkait dan juga dilandasi dengan beberapa parameter, di antaranya analisis makro, mikro ekonomi, inflasi, hingga kenaikan BBM.
Singkat cerita, sambung Ananta, dokumen analisis hingga pengkajian pun diajukan kepada Pemerintah Provinsi Bali.
Kemudian, melalui beberapa rapat dengan Pemprov Bali dan dengan kurun waktu selama satu tahun, akhirnya HET Rp 18 ribu ini lahir melalui Peraturan Gubernur Bali No 63 Tahun 2022 terkait Perubahan Ketiga atas Peraturan Gubernur No 48 Tahun 2014 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Liquefied Petroleum Gas (LPG) tabung 3 kg.
Peraturan tersebut mulai berlaku pada Senin (16/1/2023). "(HET baru) Tidak memberatkan masyarakat karena harga sebelumnya di pasaran memang sudah segitu. Jadi, kami menyesuaikan. Itu juga sebabnya kami diterima oleh Pak Gubernur dan diberikan SK sesuai karena harga LPG juga sudah dipantau oleh mereka," jelasnya.
Ananta juga mengaku setelah lahirnya peraturan tersebut, Hiswana Migas berusaha untuk memperbanyak pangkalan elpiji melon itu.
"Yang mana dulunya di satu desa ada satu pangkalan, tapi sekarang di satu banjar akan ada satu pangkalan. Dengan tujuan agar HET Rp 18 ribu ini dekat ke masyarakat. Jadi, tidak tembus lagi sampai Rp 22 ribu, bahkan 25 ribu," terangnya.
Ia mengimbau masyarakat membeli LPG 3 kg di pangkalan resmi LPG, khususnya SPBU karena di sana masyarakat akan mendapatkan elpiji melon dengan harga Rp 18 ribu.
(BIR/nor)