Produk Cokelat Petani Jembrana Jadi Suvenir KTT G20

KTT G20

Produk Cokelat Petani Jembrana Jadi Suvenir KTT G20

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 15 Nov 2022 22:30 WIB
Proses pengolahan produk cokelat kemasan oleh Kelompok Tani Sari Bumi, Subak Abian Merta, Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali.
Proses pengolahan produk cokelat kemasan oleh Kelompok Tani Sari Bumi, Subak Abian Merta, Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali. (Istimewa)
Jembrana -

Sebanyak 1.500 kemasan cokleat buatan Kelompok Tani Sari Bumi, Subak Abian Merta, Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali, turut menjadi suvenir dalam helatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali 2022.

Produk lokal olahan cokelat khas Jembrana ini diproduksi langsung oleh kelompok tani tersebut dengan nama brand Cho Jaensan Chocolate. Kelompok tani dengan jumlah anggota sebanyak 17 kartu keluarga (KK) itu dapat memproduksi 12 ton biji cokelat dari luas lahan 30 hektar.

"Awalnya sebelum dijadikan suvenir, kami mengikuti pameran G20 dengan membawa beberapa varian sejumlah 50 kemasan," kata Ketua Kelompok Tani Sari Bumi, I Putu Mawa saat dikonfirmasi detikBali, Selasa (15/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mengikuti pameran, Mawa mengaku dihubungi oleh pihak Kementerian Koperasi. Ia diminta untuk memajang salah satu produk cokelat di acara KTT G20.

Produk cokelat kemasan oleh Kelompok Tani Sari Bumi Jembrana yang menjadi salah satu suvenir KTT G20.Produk cokelat kemasan oleh Kelompok Tani Sari Bumi Jembrana yang menjadi salah satu suvenir KTT G20. Foto: Istimewa

"Tidak menyangka cokelat kami dijadikan salah satu produk olahan lokal untuk dijadikan suvenir dalam acara G20 di Nusa Dua," paparnya.

ADVERTISEMENT

Saat puncak KTT G20, jumlah produk olahan cokelat yang dia siapkan sebanyak 1.500 kemasan. Cokelat bar (batangan) itu sudah dikirim ke Nusa Dua yang menjadi venue KTT G20.

"Namun nama branding Cho Jaensan Chocolate khas Jembrana tidak digunakan. Pihak kementerian meminta nama yang dipakai itu yaitu 'Chocolate G20', tapi nama produksinya tetap menggunakan nama Cho Jaensan," ujarnya.

Mawa berharap, produk cokelat lokal Jembrana yang ditunjuk sebagai salah satu suvenir KTT G20 makin dikenal secara luas. Dengan begitu, petani cokelat yang selama ini hanya menjual biji cokelat dapat mengembangkan produksi olahan yang siap dinikmati.

"Sehingga UMKM di Jembrana semakin bangkit," kata Mawa.

"Kalau bisa ya jadi chocolate morning di hotel-hotel berbintang yang ada di Bali. Jangan sampai cokelat kita nantinya malah dinikmati oleh orang luar, namun kita sendiri tidak pernah merasakannya," harapnya.




(iws/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads