Terhitung sejak Minggu (2/10/2022) Bazar Pangan Murah atau Operasi Pasar digelar di 7 titik di Bali. Bazar atau operasi pasar tersebut digelar guna menekan laju inflasi Bali yang saat ini mencapai 6 persen.
"Operasi pasar ini untuk menekan laju inflasi terhadap harga pangan yang strategis terutama 7 bahan pokok di masyarakat seperti cabai, bawang merah, hingga telur. Sehingga harapannya agar inflasi Bali bisa dibawah 4 persen," ucap Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian (APHP) Madya Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Made Adi Wahyuni (57).
Adapun titik-titik tersebut, kata Wahyuni, difokuskan di Kota Denpasar, Bali dan Kabupaten Buleleng, Bali. Adapun 7 titik tersebut, di antaranya kawasan monumen Bajra Sandhi, lalu Museum Bali, Pasar Kreneng, Korem 163/Wira Satya kemudian di kawasan Denpasar Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, titik-titik untuk di Buleleng, Bali berada di Ex Pelabuhan Buleleng dan kawasan pusat Kota Buleleng. Ia juga menuturkan, kegiatan tersebut akan digelar hingga Desember 2022 sembari melihat perkembangan inflasi Bali.
Menurutnya, dengan digelarnya kegiatan tersebut, diharapkan dapat menjaga stabilisasi harga, pasokan, serta lancarnya distribusi pangan. Hal ini tentunya akan membantu masyarakat dalam menikmati harga pangan sesuai dengan kebutuhannya.
"Stabilisasi harga pangan dan pasokan pangan ini juga merupakan salah satu kegiatan kami untuk melindungi produsen petani agar mendapatkan harga yang sesuai dan harapkan," sebutnya ketika ditemui di kawasan monumen Bajra Sandhi, Renon, Kota Denpasar, Minggu (2/10/2022).
Adapun harga komoditas yang ditawarkan di operasi pasar tersebut, yakni cabai yang awalnya di pasaran dijual dengan harga Rp 50 ribu per kilogram tapi, di operasi pasar berubah menjadi Rp 35 ribu-Rp 45 ribu. Kemudian, minyak goreng dengan harga Rp 25 ribu per 1 liter di pasaran, namun di operasi pasar harga menjadi Rp 15 ribu per 1 liter.
"Perbedaan harga di pasar dengan di sini dari Rp 3 ribu-Rp 10 ribu. Masyarakat yang datang ke sini terlihat sangat berantusias dan kami pihak panitia juga berantusias menstabilisasikan harga, memberikan harga yang layak dan untuk produsen kami juga memberikan harga yang sesuai dengan harapan mereka," ungkapnya.
Sementara itu, detikBali pun berkesempatan berbincang dengan salah satu pengunjung di operasi pasar, yakni Dewi Mundi Utami (37). Menurutnya, ini merupakan kali pertamanya berbelanja di operasi pasar tersebut.
"Ini membantu banget. Tadi saya beli buah dan harganya murah terus nggak perlu nawar. Saya beli salak gula pasir 1 kilogram yang harganya cuma Rp 20 ribu tapi kalau di pasar bisa sampai Rp 30 ribu," aku wanita asal Kota Denpasar, Bali ini.
(nor/iws)