Jeritan Warga Bali soal BBM Naik: dari Penjual Eceran-Karyawan

Jeritan Warga Bali soal BBM Naik: dari Penjual Eceran-Karyawan

Tim detikBali - detikBali
Senin, 05 Sep 2022 08:32 WIB
Suasana di Pertamina 54.801.39 atau SPBU Kamboja, Denpasar, Bali pada Sabtu (3/9/2022) pasca pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax
Suasana di Pertamina 54.801.39 atau SPBU Kamboja, Denpasar, Bali pada Sabtu (3/9/2022) pasca pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax. Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri
Denpasar -

Warga Bali ikut menjerit soal kenaikan harga BBM subsidi per 3 September 2022. Kenaikan itu otomatis berdampak langsung kepada mereka di tengah ekonomi yang belum stabil akibat dihantam pandemi COVID-19.

Berikut jeritan warga Bali soal kenaikan harga BBM mulai dari penjual eceran hingga karyawan.

1. Pemilik Pertamini Keluhkan Sepi Pembeli

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilik Pertamini di Jalan Trengguli, Denpasar, Bali, Khamil (32) mengeluhkan sepinya pembeli pasca diumumkannya harga BBM naik.


"Pembeli juga banyak yang ngeluh sama naiknya harga BBM ini. Kalau di sini itu setiap hari biasanya ada sampai 10 orang yang beli Pertamax. Tapi, dari tadi pagi sampai sekarang baru 2 orang saja yang beli," kata pria asal Madura ini.

Dirinya pun memprediksi penurunan pembeli tersebut akan berlangsung cukup lama dikarenakan masyarakat akan lebih berhemat dalam menggunakan BBM.

"Saya cuma bisa ikut peraturan yang ada saja, karena saya hanya orang kecil. Tapi, semoga pemerintah bisa turunkan harga BBM," ungkap pria yang telah berjualan sejak tahun 2017

ADVERTISEMENT

2. Penjual BBM Botolan Ngeluh Modal Rp 470 Ribu Kurang

Kenaikan harga BBM membuat para pengecer botolan kaget. Terutama mereka yang berdagang di warung-warung kecil dan jauh dari SPBU atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Mereka mengaku, dulu dengan modal Rp 470 ribu bisa mendapat satu jeriken. Sekarang tentu harus menambah modal. Nyoman Milir (57), pedagang warung kelontong di Banjar Batusesa, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti misalnya.

"Saya sampai kasih tahu pembeli dulu kalau harga Pertamax sudah naik. Tidak langsung tuangin begitu. Takutnya tidak mau bayar," kata Milir, Minggu (4/9/2022).

Ia sendiri kaget dengan kenaikan harga BBM yang lonjakannya drastis itu. Dulu dengan modal Rp 470 ribu ia bisa memperoleh sekitar satu jerigen Pertamax dengan takaran kurang lebih 30 liter dengan harga Rp 12.500 per liter.

"Sekarang modal segitu nggak cukup. Dapatnya kurang," imbuhnya.

3. Pemilik Warung Pilih Kurangi Porsi Makan

Pemilik usaha warung makan di Buleleng bernama Ayu (50) berencana untuk mengurangi porsi makanan yang mereka jual usai harga BBM naik.

"Kalau menaikkan harga makanan, nggak mungkin, karena yang belanja di sini kebanyakan anak mahasiswa," kata Ayu kepada detikBali, Minggu (4/9/2022).

Ayu mengatakan bahwa hingga saat ini, dirinya belum merasakan dampak dari kenaikan harga BBM tersebut. Namun sebagai langkah antisipasi ia berencana untuk mengurangi porsi makanan yang dijualnya.

"Belum ada dampaknya, karena baru kemarin kenaikannya, kalau sudah jalan seminggu mungkin baru merasa dampaknya. Kalau ada dampak palingan porsinya yang saya lebih sedikitin," katanya.

4. Driver Ojol Sebut BBM Naik Menyusahkan-Merugikan

Keluhan akan naiknya harga BBM khususnya Pertalite juga diungkapkan oleh Wayan Sudira (50). Pria yang berprofesi sebagai pengendara ojek online (ojol) tersebut mengaku bahwasanya kenaikan harga BBM tersebut sangat menyusahkan bagi masyarakat.

"Menyusahkan dan merugikan apalagi saya kerjanya harus pakai motor untuk keliling. Dengan kenaikan harga ini pengeluaran lebih bertambah dan belum lagi nanti pasti akan diikuti dengan kenaikan harga-harga barang," tuturnya.

Ia mengaku meski harga BBM naik, tidak akan membuatnya mengurangi penggunaan BBM, mengingat sumber tenaga dalam Ia bekerja sebagai ojol ada pada BBM.

"Beli takaran liternya tetap tetapi untuk pengeluaran bensinnya pasti akan lebih. Saran saya ke pemerintah, boleh-boleh saja Pertalite naik tapi kalau bisa nantinya jangan sampai diikuti dengan naiknya harga barang-barang," ungkap pria yang telah menekuni profesi Ojol selama satu tahun tersebut.

5. Karyawan di Denpasar Minta BBM Tak Dinaikkan-Ekonomi Belum Stabil

Salah satunya karyawan di Denpasar, Dwi Nana Pratiwi (24) mengungkapkan keluh kesahnya ketika ditemui detikBali di Pertamina 54.801.39 atau SPBU Kamboja, Denpasar, Bali.

"Pernah sih baca di Instagram ada isu itu (kenaikan harga BBM) tapi katanya batal. Ini saya malah baru tahu info terbarunya dari Mbak. Kalau bisa Pemerintah jangan menaikkan harga dululah soalnya ekonomi belum stabil. Apalagi untuk saya yang ngekos dan merantau sambil kerja begini," ucapnya pada Sabtu (3/9/2022).

Ia mengaku harga BBM naik dengan nominal berapa pun akan sudah sangat terasa merugikan baginya. Dirinya pun berharap pemerintah bisa mengkaji ulang keputusan yang terbilang mendadak tersebut.

"Solusi untuk saya sendiri mau tidak mau saya harus lebih hemat dan irit di pengeluaran lain supaya uangnya bisa dipakai untuk beli BBM," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sejoli Ini Modif Tangki Sedan Jadi 100 Liter Demi Dapat BBM Subsidi"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)

Hide Ads