Kabupaten Karangasem dikenal sebagai sentra buah salak di Bali. Salah satu yang belakangan diminati oleh wisatawan mancanegara (wisman) adalah salak getih atau salak merah (getih dalam bahasa Bali berarti darah). Namun, keberadaan salak getih di Karangasem kini justru sulit ditemui.
Salah satu petani salak asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Nyoman Mastra (54) mengatakan, salak getih sempat dimusnahkan oleh para petani lantaran peminatnya sedikit. Saat ini, ia masih mempunyai sekitar 25 pohon salak getih. Hanya saja, belum ada yang berbuah padahal banyak wisatawan mancanegara yang berdatangan ke Agrowisata Abian Salak miliknya dan ingin mencoba salak getih.
"Dulu sebenarnya banyak ada pohon salak getih di sini (Desa Sibetan) tapi dimusnahkan karena dulu tidak ada yang suka, karena rasanya yang sedikit lebih asam dari salak yang lainnya," kata Mastra saat ditemui di Agrowisata Abian Salak miliknya di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Minggu (4/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku baru beberapa tahun terakhir mulai kembali menanam pohon salak getih. Respons wisatawan mancanegara ternyata sangat positif meski rasanya seikit lebih asam.
Mastra menjelaskan, ciri-ciri pohon salak getih selain buahnya yang berwarna merah juga bisa dilihat dari duri pohonnya lebih hitam dan rapat. Kulit salak getih juga terlihat lebih hitam kemerahan dibandingkan jenis salak lainnya.
"Semoga saja salak getih saya ini segera dapat berbuah lagi sehingga bisa dinikmati oleh para wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke sini," kata Mastra.
Selain salak getih, Mastra juga menanam sekitar 11 jenis salak lainnya di lahan seluas kurang lebih 1 hektar tersebut. Di antaranya salak gula, salak sudamala, salak pada, salak gondok, salak nangka, salak nenas, salak kelapa, salak muani, salak injin, salak penyalin dan salak turis.
Mastra mengatakan semua jenis salak tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Ia juga berencana mengembangkan jenis salak lainnya di kebun miliknya yang diberi nama Agrowisata Abian Salak.
"Saya ingin nantinya jika ada wisatawan yang ingin tahu berbagai jenis salak bisa langsung datang ke Agrowisata Abian Salak yang ada di Desa Sibetan," kata Mastra.
(iws/iws)