Agrowisata Abian Salak di Banjar Dinas Karanganyar, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, membuat inovasi kopi dari biji salak. Kopi biji salak tersebut dipercaya memiliki antioksidan yang cukup tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
"Kopi dari biji salak ini sudah pernah dilakukan penelitian di laboratorium bekerjasama dengan Politeknik Kesehatan (Poltekes) Denpasar dan juga Universitas Udayana dari tahun 2013-2015 dan dinyatakan sehat untuk dikonsumsi. Dipercaya memiliki antioksidan yang cukup tinggi," kata Ketua Agrowisata Abian Salak Sibetan, Nyoman Mastra (54) kepada detikBali, Sabtu (9/7/2022).
Ide membuat kopi dari biji salak tersebut berawal ketika dia sedang berada di kebun salak dan melihat biji salak berserakan. Semula ia memungut biji-biji salak itu untuk pembibitan. Namun, secara tidak sengaja ia menemukan biji kopi sisa yang dimakan kelelawar di kebunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu saya langsung muncul ide, kenapa tidak coba bikin kopi dari biji salak," kata Nyoman Mastra.
Semula, Mastra sempat ragu dengan idenya itu. Ia sempat khawatir biji salak tersebut mengandung zat berbahaya. Setelah dicoba, ternyata tak aada masalah dan dia baik-baik saja walaupun rasanya agak hambar dibandingkan kopi pada umumnya.
Mastra menceritakan proses pembuatan kopi salak tersbut. Pertama-tama, biji salak dicuci bersih dengan air mengalir. Selanjutnya biji salak dipotong menjadi beberapa bagian, lalu dijemur di bawah terik matahari. Jika cuaca sedang bersahabat, proses penjemuran berlangsung sekitar 4-5 hari.
Biji salak yang sudah kering kemudian disangrai hingga menjadi serbuk kopi. Kopi biji salak pun siap dihidangkan seperti kopi pada umumnya.
Menurut Mastra, respons masyarakat terhadap kopi biji salak buatannya lumayan positif. Hanya saja, kopi biji salak itu cenderung digemari oleh wisatawan mancanegara seperti China dan Jepang untuk dijadikan oleh-oleh.
"Pemasaran masih bersifat lokalan. Kedepannya, saya juga berencana akan melakukan penjualan ke luar daerah," kata Mastra.
Selain kopi, Nyoman Mastra juga membuat beberapa inovasi dari buah salak lainnya seperti teh dari kulit salak, cuka salak, hingga kurma salak (salak yang bentuknya seperti kurma).
Soal harga, satu bungkus kopi biji salak dijual mulai Rp 50 ribu per 100 gram. Berikutnya teh Rp 15 ribu per bungkus, kurma salak Rp 15 ribu per bungkus, dan cuka 25 mililiter Rp 50 ribu.
Untuk diketahui, luas kebun salak di Agrowisata Abian Salak mencapai 1 hektar. Para wisatawan yang datang berkunjung juga bisa berkeliling menikmati kebun salak sembari memetik langsung buah salak dari pohonnya.
(iws/iws)