BUMDes Abiantuwung Winangun Produksi Minuman Penambah Stamina

BUMDes Abiantuwung Winangun Produksi Minuman Penambah Stamina

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 02 Jul 2022 21:10 WIB
I Wayan Artana, menunjukkan ChaJahe, minuman kesehatan berbahan baku jahe merah yang disebut-sebut berkhasiat menambah stamina produksi BUMDes Abiantuwung Winangun, Tabanan.
I Wayan Artana, menunjukkan ChaJahe, minuman kesehatan berbahan baku jahe merah yang disebut-sebut berkhasiat menambah stamina produksi BUMDes Abiantuwung Winangun, Tabanan. (Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali)
Tabanan -

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Abiantuwung Winangun, Kediri, Tabanan, kini sedang giat-giatnya mempromosikan produk unggalan mereka. Namanya ChaJahe, minuman kesehatan berbahan baku jahe merah. Minuman itu disebut-sebut berkhasiat menambah stamina dan menjaga imunitas.

"Yang sudah jalan itu di beberapa rumah makan dan toko di seputaran Tabanan. Sekarang lagi tahap penjajakan dengan salah satu perusahaan yang bergerak di pasar oleh-oleh," jelas Ketua BUMDes Abiantuwung Winangun, I Wayan Artana, Sabtu (2/7/2022).

Artana menjelaskan, produk ChaJahe adalah minuman fermentasi jahe merah yang mulai diperkenalkan sejak enam bulan lalu. Bahan lainnya yakni Lemon, Cengkeh, Sereh, Kunyit, Kayu Manis, dan Gula.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya cuma coba-coba. Saya kebetulan saya senang coba-coba fermentasi. Dulu saya rencananya mau fermentasi Daun Kelor. Tapi karena ada pandemi COVID-19, banyak informasi empon-emponan berkhasiat menambah stamina tubuh dan menjaga imunitas," ujarnya.

"Proses buatnya, fermentasinya dua mingguan. Semua bahan itu dirajang kecil-kecil kemudian direbus. Air rebusan itulah yang kemudian difermentasi," ungkap Artana.

ADVERTISEMENT

Dalam sebulan, BUMDes Abiantuwung Winangun mampu memproduksi 600 botol atau sekitar 150 liter. Satu botolnya seberat 250 mililiter dan dijual seharga Rp 10 ribu.

"Perbulan omzetnya sampai tiga jutaan rupiah," beber Artana.

Siapkan Edisi Premium

Saat ini, BUMDes Abiantuwung Winangun sedang mempersiapkan ChaJahe edisi premium. Bedanya, produk premium tersebut akan dikemas menggunakan botol kaca.

"Kalau yang botol kaca fermentasinya akan lebih lama lagi. Bisa tiga sampai empat bulan," imbuhnya seraya menjelaskan proses fermentasi dilakukan di kios yang dikelola BUMDes Abiantuwung Winangun.

Selain kemasan, perbedaan antara ChaJahe dengan masa fermentasi dua minggu dan yang tiga bulan terletak pada rasanya. Yang fermentasinya lebih singkat memiliki rasa yang relatif soft dan ringan. Sedangkan yang fermentasinya sampai tiga bulan rasanya lebih berat dan agak kecut.

"Habis ini kami juga ingin memproduksi ekstrak Jahe Merah. Kami optimis produk kami diterima di pasaran," kata Artana.

Untuk mendukung produksi ChaJahe, pihaknya juga membagikan bibit Jahe Merah kepada warga sekitar. Upaya ini juga untuk memberdayakan perekonomian warga desa. Terlebih harga Jahe Merah pada marketplace bisa mencapai Rp 30 ribu perkilogram.

"Baru kami bagikan 125 bibit. Satu rumah dapat dua bibit Jahe Merah. Nanti kalau sudah panen, kami yang akan beli," pungkasnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads