Akibat pandemi COVID-19 dan mahalnya harga pakan di pasaran membuat puluhan peternak ayam petelur yang ada di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem gulung tikar. Mereka kesulitan karena antara pemasukan dan pengeluaran tidak sebanding, sehingga memilih menjual ayam-ayamnya untuk menutupi kerugian.
I Nyoman Sumadi salah satu peternak ayam petelur yang ada di Desa Pesedahan mengatakan dari sekitar 30 peternak ayam petelur yang ada di Desa Pesedahan kini tinggal 10 peternak saja. Jadi, ada sekitar 20 peternak yang gulung tikar, itu pun peternak yang masih tersisa tidak terlalu maksimal karena beberapa ayamnya juga sudah dijual beberapa bulan yang lalu untuk menutupi kerugian.
"Karena peternak ayam petelur tinggal sedikit saat ini dan jumlah produksi sedikit, jadi pasokan ke para pedagang jadi berkurang. Mungkin itu yang membuat harga telur mahal saat ini yang mencapai Rp 50 ribu per tray," kata Sumadi, Senin (13/6/2022).
Meskipun harga telur saat ini mahal, namun masih belum mampu untuk menutupi kerugian para peternak selama ini. Karena selain harga pakan yang masih mahal jumlah ayamnya juga tinggal sedikit. Hampir 50 persen sudah dijual oleh para peternak yang masih bertahan, sehingga pemasukannya juga tidak terlalu banyak.
Hal senada juga dikatakan oleh peternak ayam petelur lainnya Gede Semara, yang mengaku kelimpungan dengan mahalnya harga pakan saat ini yang membuat sebagian peternak mengeluh karena seharusnya mereka dapat untung yang lumayan disaat harga telur mahal.
"Harga pakan masih sangat mahal, jadi meskipun harga telur naik tetap kami para peternak tidak terlalu mendapat untung yang signifikan saat ini," kata Semara.
Semara berharap kepada pihak pemerintah melalui Dinas terkait dapat segera menstabilkan harga pakan seperti dulu, sehingga para peternak tidak sampai merugi saat ini karena mereka sudah cukup banyak merugi akibat pandemi COVID-19 selama setahun terakhir.
Simak Video "Salak Bali yang Lezat, Salah Satu Ikon Buah Khas Nusantara, Karangasem"
[Gambas:Video 20detik]
(kws/kws)