Miris, Warga Pendem Jembrana Belasan Tahun Seberangi Jembatan Bambu Reyot

Miris, Warga Pendem Jembrana Belasan Tahun Seberangi Jembatan Bambu Reyot

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Rabu, 03 Des 2025 14:04 WIB
Miris, Warga Pendem Jembrana Belasan Tahun Seberangi Jembatan Bambu Reyot
Warga Kelurahan Pendem, Kabupaten Jembrana, Bali, melintasi jembatan darurat yang sudah reyot, Rabu (3/12/2025). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Puluhan warga di Kelurahan Pendem, Kabupaten Jembrana, Bali, terpaksa menyeberangi jembatan bambu reyot dan nyaris ambruk. Jembatan darurat ini merupakan satu-satunya akses keluar-masuk bagi sekitar 15 kepala keluarga (KK) yang tinggal di wilayah tersebut.

Kondisi ini sudah berlangsung sejak belasan tahun lalu. Para siswa yang hendak pergi ke sekolah juga harus menyeberangi jembatan tersebut setiap hari. Mereka harus berjalan ekstra hati-hati agar tidak terpeleset dan terjatuh ke sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang warga, I Ketut Ariasa (34), menuturkan jembatan beton kecil yang sebelumnya berdiri sudah putus diterjang banjir pada 2014. "Sejak itu, warga selalu melintasi jembatan bambu ini," tuturnya saat ditemui detikBali, Rabu (3/12/2025).

Pantauan detikBali pada Rabu siang, kondisi jembatan tampak sudah miring dan rapuh. Sejumlah warga kabarnya sering terjatuh ke sungai saat melintas.

ADVERTISEMENT

"Ibu saya sudah tiga kali jatuh ke sungai saat mengantar anak sekolah. Anak saya sampai sekarang ada bekas luka karena terkena bambu di punggungnya. Sekarang trauma," imbuh Ariasa.

Saat debit air sungai meningkat, akses ini kerap terputus dan membuat warga terisolasi. Bahkan, sepeda motor warga yang diparkir di seberang sungai juga sempat hanyut terbawa banjir. Situasi semakin mengkhawatirkan jika ada warga yang sakit dan butuh pertolongan darurat.

"Bapak saya saat ngaben, jenazahnya juga lewat sini (jembatan bambu). Banyak aparat yang melihat dan hanya didata. Tidak ada penanganan hingga saat ini," ujar Ariasa sembari berharap agar akses tersebut segera diperbaiki.

Kepala Lingkungan Pendem, Nyoman Nala, membenarkan jembatan tersebut sebagai satu-satunya akses keluar-masuk bagi warganya. Nala mengaku sudah berulang kali mengajukan permohonan pembangunan jembatan permanen kepada pemerintah. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut.

"Sudah beberapa kali kami usulkan, tetapi belum ada realisasi. Setiap banjir, jembatan ini sering hanyut. Warga harus membangun lagi secara swadaya," kata Nala.

Nala berharap pemerintah segera membangun jembatan permanen agar aktivitas sehari-hari warga, termasuk anak-anak sekolah, dapat berjalan lancar. "Kami hanya ingin akses aman. Jembatan ini adalah urat nadi warga," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPR PKP) Kabupaten Jembrana, I Wayan Sudiarta, mengaku belum mendapatkan laporan resmi terkait kondisi jembatan tersebut. Ia berjanji akan mengecek langsung ke lokasi.

"Karena kami belum mendapat laporan, kami akan cek langsung ke lokasi. Kalau memang layak dan diperlukan (perbaikan) akan dibuatkan perencanaan," kata Sudiarta.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Aksi 2 Pria Turunkan-Coret Bendera Merah Putih di Kantor Bupati Jembrana"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads