Badung

Tanjung Benoa Buktikan Mitigasi Bencana Berhasil Berkat Pemberdayaan Warga

Sui Suadnyana, Agus Eka - detikBali
Selasa, 02 Des 2025 05:30 WIB
FPRB Kelurahan Tanjung Benoa, Badung, tampil sebagai pembicara dalam dua forum kebencanaan internasional di Hyderabad, India, pada November 2025. (Foto: Dok. Diskominfo Badung)
Badung -

Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali, berhasil mendapatkan pengakuan global setelah diundang sebagai pembicara dalam dua forum kebencanaan internasional di Hyderabad, India, pada November 2025. Pencapaian ini disebut sebagai hasil langsung dari strategi pemberdayaan masyarakat yang konsisten diterapkan sejak 2012.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung, I Wayan Darma, menyatakan keberhasilan ini merupakan kehormatan yang tidak hanya membanggakan masyarakat Tanjung Benoa, tetapi juga seluruh Indonesia.

"Kami menyampaikan apresiasi dan kebanggaan yang setinggi-tingginya atas keberhasilan FPRB Kelurahan Tanjung Benoa diundang sebagai pembicara dalam konferensi di Hyderabad, India," ujar Darma dalam siaran pers, Senin (1/12/2025).

Darma menjelaskan, FPRB Tanjung Benoa sudah tampil dalam First Conference of Ocean Decade Tsunami Programme (ODTP) pada 10-11 November 2025 dan International Tsunami Symposium 2025 pada 12-14 November 2025. Menurut Darma, keberhasilan ini diraih karena BPBD Badung fokus pada peningkatan kapasitas masyarakat sebagai kunci ketangguhan bencana.

"Keberhasilan ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan puncak dari perjalanan panjang sinergi dan pembinaan yang kami jalin sejak tahun 2012. Kami mempercayai bahwa kunci ketangguhan bencana sesungguhnya terletak pada pemberdayaan masyarakat. Yang terpenting adalah membangun kapasitas dan kesadaran di tingkat akar rumput," tambah Darma.

FPRB Tanjung Benoa, jelas Darma, bertindak sebagai mitra strategis bagi BPBD Badung dalam menargetkan 'nihil korban jiwa' saat bencana terjadi. BPBD Badung dalam melaksanakan program mitigasi menerapkan pendekatan multi-helix.

Menurut Darma, pendekatan kolaboratif ini memastikan semua pihak terkait dilibatkan secara aktif, meliputi Pemerintah Kelurahan Tanjung Benoa, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sektor swasta, pariwisata, akademisi, dan seluruh elemen masyarakat. BPBD Badung terus-menerus melakukan pelatihan, simulasi, dan edukasi mitigasi bencana bersama berbagai komponen tersebut.

Kolaborasi intensif tersebut membuahkan hasil signifikan pada 2022. Kelurahan Tanjung Benoa ditetapkan sebagai desa pertama di Indonesia yang meraih pengakuan 'Tsunami Ready Community' dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Partisipasi FPRB Tanjung Benoa di forum global ini, lanjut Darma, membawa pesan pengakuan internasional harus ditindaklanjuti dengan mitigasi yang berkelanjutan. Selain itu, kesiapsiagaan bencana terbukti mampu memberikan dampak positif pada sektor pariwisata.

"Partisipasi FPRB Tanjung Benoa di forum global ini membuktikan bahwa komunitas lokal dengan dukungan pemerintah yang tepat mampu menjadi teladan dalam ketangguhan bencana. Keberhasilan Tanjung Benoa adalah modul sukses yang akan kami replikasi di wilayah-wilayah lain di Kabupaten Badung," jelas Darma.



Simak Video "Video Tito Sebut Ada Pemda Nggak Kompak Koordinasi Antisipasi Bencana"

(hsa/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork