Militer Amerika Serikat (AS) mengerahkan kapal induk USS Gerald R Ford ke perairan Karibia di dekat wilayah Venezuela. Pengerahan kapal induk terbesar di dunia itu membuat situasi di kawasan tersebut semakin memanas.
Dilansir dari detikNews, kapal tersebut dikirim ke perairan tersebut setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan penambahan pasukan militer di kawasan Karibia sebagai bagian dari inisiatif antiperdagangan narkoba. Namun, spekulasi yang beredar menyebutkan Washington sedang mempertimbangkan intervensi militer terhadap pemimpin kuat Venezuela, Presiden Nicolas Maduro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komando Selatan AS atau SOUTHCOM, yang mengawasi pasukan Amerika di kawasan Amerika Latin dan Karibia, mengatakan USS Gerald R Ford beserta satuan tempurnya memasuki Laut Karibia yang berada di sebelah utara daratan Venezuela. Satuan tempur USS Gerald R Ford mencakup kapal induk tercanggih dan terbesar di dunia, dua kapal penghancur yang dilengkapi rudal berpemandu, dan sejumlah kapal serta pesawat militer pendukung lainnya.
Mereka bergabung dengan beberapa kapal perang AS yang sudah terlebih dahulu berada di Karibia. Pengerahan kapal induk itu disebut oleh Pentagon sebagai 'Operation Southern Spear'.
Diketahui, pasukan AS telah meluncurkan operasi militer yang menargetkan perdagangan narkoba di Karibia sejak September lalu. Bahkan, pasukan AS telah menyerang 20 kapal yang dituding mengangkut narkoba. Serangan itu menewaskan sedikitnya 80 orang di perairan internasional.
AS tidak merilis detail apa pun untuk mendukung klaim mereka bahwa orang-orang yang menjadi target serangannya itu benar-benar penyelundup narkoba. Para pakar menilai kematian akibat serangan AS itu merupakan pembunuhan di luar hukum.
Sementara itu, otoritas Venezuela menuding pengerahan militer AS ke dekat wilayahnya sebagai sebuah ancaman. Kehadiran kapal induk AS ke dekat Caracas itu diumumkan pada hari yang sama ketika Trump tiba-tiba mengatakan bahwa Maduro ingin berdialog dengan AS.
"Kami mungkin akan berdiskusi dengan Maduro, dan kita lihat saja nanti hasilnya," kata Trump di Bandara Internasional Palm Beach di Florida, AS, pada Minggu (16/11) waktu setempat. Trump tidak memberikan penjelasan lebih lanjut soal kapan dan di mana dialog itu akan dilakukan.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro Kecam AS
Sebelumnya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro sempat mengecam latihan militer gabungan yang baru-baru ini dilakukan oleh AS dan sekutunya, Trinidad dan Tobago di Karibia. Maduro menyebut latihan militer tersebut sebagai tindakan tidak bertanggung jawab.
"Pemerintah Trinidad dan Tobago sekali lagi mengumumkan latihan yang tidak bertanggung jawab, meminjamkan perairannya di lepas pantai negara bagian Sucre untuk latihan militer yang dimaksudkan untuk mengancam republik seperti Venezuela, yang tidak membiarkan dirinya diancam oleh siapa pun," kata Maduro dalam sebuah acara di Caracas.
Maduro menyerukan kepada pendukungnya di Benezuela bagian timur negara untuk berjaga selama manuver militer yang dijadwalkan pada 16-21 November tersebut. Venezuela menuduh aktivitas militer AS itu sebagai taktik untuk menggulingkan pemimpin sayap kiri Maduro.
Diketahui, ini adalah latihan gabungan kedua yang dilakukan oleh AS dan Trinidad dan Tobago dalam waktu kurang dari sebulan. Pada Oktober, sebuah kapal perusak berpeluru kendali AS berlabuh di Trinidad selama empat hari. Pemerintah Venezuela menganggap hal itu provokasi.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!
(iws/iws)











































