Korlantas Polri akan menggelar Operasi Zebra 2025 pada 17-30 November 2025. Operasi ini digelar untuk menekan pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas sekaligus meningkatkan disiplin masyarakat menjelang libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
"Operasi Zebra 2025 ini menjadi tahapan awal untuk menyiapkan kondisi tertib di jalan raya, sekaligus mengedukasi masyarakat agar disiplin berlalu lintas menjelang libur panjang Nataru," kata Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho kepada wartawan, Kamis (13/11/2025) dilansir detikNews.
Agus menegaskan operasi akan dilakukan dengan pendekatan humanis, preventif, dan edukatif, termasuk bagi pengemudi ojek online. Penertiban balap liar juga menjadi salah satu fokus utama.
"Kami mengajak komunitas ojol dan seluruh elemen masyarakat untuk menjadi pelopor keselamatan di jalan," sambungnya.
Kesiapan Korlantas Polri menggelar Operasi Zebra 2025 telah disampaikan Kabagops Korlantas Polri Kombes Aries Syahbudin dalam Rapat Evaluasi Pelaksanaan Tugas Bidang Regident dan Rakernis Gakkum T.A. 2025 di Bandung, Jawa Barat.
Dalam paparannya, Kombes Aries menjelaskan bahwa Operasi Zebra menjadi bagian penting untuk mempersiapkan Operasi Lilin, dengan fokus pada manusia, kendaraan, serta sarana dan prasarana jalan.
"Operasi Zebra bukan semata penegakan hukum, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat agar tertib dan selamat di jalan raya," ujar Kombes Aries dilansir dari website Korlantas Polri.
Aries menjelaskan Operasi Zebra 2025 diarahkan melalui tiga sasaran utama: mempersiapkan Operasi Lilin, berdasarkan hasil analisis Kamseltibcarlantas tiga bulan terakhir, dan menanggapi fenomena yang berkembang di masyarakat, termasuk penertiban balap liar yang kini jadi perhatian khusus.
Ia menegaskan Operasi Zebra 2025 tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga edukasi.
"Kami tidak lagi menghitung dari jumlah kejadian saja, tapi melihat perbandingan dengan jumlah penduduk dan kendaraan. Jadi tidak selalu Polda besar yang paling tinggi tingkat pelanggarannya," katanya.
Dalam rapat tersebut, Kombes Aries juga menyoroti keberhasilan Operasi Patuh yang digelar sebelumnya. Menurutnya, penindakan terhadap kendaraan overload dan over dimension memberikan dampak besar hingga menjadi pembahasan di tingkat kementerian.
"Memiliki impact yang cukup banyak. Kemarin kita melaksanakan Operasi Patuh yang diarahkan ke kendaraan overload dan over dimension, dan itu dampaknya sampai ke kementerian. Sekarang bahkan jadi agenda lintas sektoral yang terus berjalan," jelasnya.
Berdasarkan analisisKorlantas, terdapat 639.739 pelanggaran dalam tiga bulan terakhir di seluruh Indonesia. Mayoritas dilakukan pengendara sepeda motor berusia 26-45 tahun.
Meski idealnya penegakan hukum memakai 95% ETLE dan hanya 5% tilang manual, penggunaan tilang manual masih cukup tinggi. Karena itu, Korlantas akan memperluas pemanfaatan ETLE, termasuk ETLE handheld di daerah yang belum memiliki kamera statis.
"Kemarin saya sudah koordinasi dengan Dirgakkum. Tilang tetap bisa digunakan, tapi porsinya tetap 95 persen ETLE dan 5 persen manual, khusus wilayah yang belum punya ETLE statis atau untuk pelanggaran yang benar-benar perlu ditilang," ujarnya.
Selain penertiban balap liar, Operasi Zebra 2025 juga menekankan pendataan kegiatan melalui Sistem Informasi Satuan Operasi (SISLAOPS) Korlantas Polri. "Kita akan datakan semua kendaraan yang terjaring penertiban agar punya database nasional. Data ini bisa diintegrasikan ke Samsat saat perpanjangan kendaraan," jelasnya.
Dalam penegakan hukum, Korlantas Polri juga menyiapkan pendekatan humanis lewat teguran simpatik. "Kendaraan yang belum lengkap tidak bisa keluar sebelum dilengkapi. Walau hanya teguran, tetap harus sesuai prosedur. Dan ini yang akan kita ekspos di media agar masyarakat tahu pendekatan kita edukatif, bukan represif," tutur Aries.
Artikel ini telah tayang di detikNews, baca selengkapnya di sini
Simak Video "Video: Kakorlantas Sebut E-TLE Catat Peningkatan Penegakan Hukum Lalu Lintas"
(nor/nor)