Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan pengerahan kekuatan militer di kawasan Karibia dengan mengirim kapal induk USS Gerald R Ford ke perairan Amerika Latin. Langkah ini dilakukan di tengah ketegangan antara AS, Venezuela, dan Kolombia terkait operasi antinarkotika.
Keputusan pengerahan itu diumumkan oleh juru bicara Pentagon, Sean Parnell, lewat pernyataan di media sosial X pada Jumat (24/10) waktu setempat.
"Peningkatan kehadiran pasukan AS di USSOUTHCOM AOR akan memperkuat kapasitas AS untuk mendeteksi, memantau, dan menghentikan para aktor dan aktivitas ilegal yang membahayakan keselamatan dan kemakmuran tanah air Amerika Serikat serta keamanan kita di Belahan Barat," kata Parnell, dikutip dari detikNews, Sabtu (25/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parnell tidak menjelaskan kapan kapal induk itu akan tiba di Karibia. Namun, beberapa hari sebelumnya USS Gerald R Ford diketahui telah melintas di Selat Gibraltar menuju perairan Eropa.
Dalam pernyataannya, Parnell menyebut pengerahan USS Gerald R Ford dan kapal pendampingnya "akan meningkatkan dan menambah kemampuan yang ada untuk menghentikan perdagangan narkotika serta melemahkan dan membongkar TCO (organisasi kriminal transnasional)".
USS Gerald R Ford, yang mulai beroperasi pada 2017, merupakan kapal induk terbaru dan terbesar di dunia. Kapal bertenaga nuklir ini membawa lebih dari 5.000 personel dan mampu menampung lebih dari 75 pesawat tempur, termasuk F-18 Super Hornet dan E-2 Hawkeye. Kapal ini juga dilengkapi rudal Evolved Sea Sparrow Missile, rudal permukaan-ke-udara jarak menengah untuk menghadapi ancaman udara seperti drone dan pesawat.
Ketegangan Meningkat di Karibia
Pengerahan kapal induk ini menjadi bagian dari peningkatan kekuatan militer AS di kawasan Karibia di bawah pemerintahan Trump. Langkah tersebut mencakup delapan kapal perang, sepuluh jet tempur siluman F-35, dan satu kapal selam nuklir.
Keberadaan aset militer AS di wilayah itu, terutama di dekat Venezuela, memicu kekhawatiran akan tujuan Washington yang dicurigai ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
Pada Agustus lalu, AS menggandakan tawaran imbalan menjadi US$ 50 juta bagi siapa pun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro. Pemerintah AS menuduh Maduro terlibat dalam perdagangan narkoba dan jaringan kriminal, tuduhan yang telah dibantah oleh Maduro.
Sejak awal September, pasukan AS di kawasan tersebut telah melancarkan sedikitnya sepuluh serangan terhadap kapal yang diduga mengangkut narkoba di perairan Karibia. Serangan itu dilaporkan menewaskan sekitar 40 orang, sebagian di antaranya disebut warga Venezuela. Pentagon belum banyak memberikan rincian terkait operasi tersebut.
(dpw/dpw)











































