Suara Azan dari Reruntuhan Masjid di Gaza

Suara Azan dari Reruntuhan Masjid di Gaza

Kristina - detikBali
Minggu, 19 Okt 2025 00:30 WIB
Warga Gaza salat Jumat di masjid yang masih tersisa setelah gencatan senjata, Jumat 17 Oktober 2025.
Foto: Warga Gaza salat di masjid yang sebagian besar bangunannya hancur. (AFP/Omar Al-Qattaa)
Bali -

Seminggu setelah gencatan senjata, suara azan kembali berkumandang dari masjid-masjid di Gaza, meski sebagian hancur dan menyisakan puing. Salat Jumat kembali ditegakkan di masjid setelah digelar di tenda-tenda dan jalan selama dua tahun terakhir.

AFP melaporkan suara azan bergema di masjid-masjid pada waktu yang hampir bersamaan pada Jumat (17/10/2025). Momen ini terjadi seminggu setelah gencatan senjata terjadi di wilayah pesisir Palestina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Berkumpul untuk salat jemaah lagi) adalah perasaan yang tak terlukiskan setelah dua tahun kekurangan," kata Ghalid al-Nimra kepada AFP di Masjid Sayed Hachem, Kota Gaza.

Masjid Sayed Hachem adalah salah satu masjid tertua di Gaza. Ajaibnya, sebagian besar bangunan masjid itu aman dari bombardir Israel yang meratakan bangunan di Gaza dalam dua tahun ini.

ADVERTISEMENT

Saat azan berkumandang sekitar pukul 12.30 siang waktu setempat, orang-orang bergegas memasuki pintu bangunan peninggalan era Ottoman itu. Tua, muda, semua antusias menggelar salat Jumat berjemaah dengan khusyuk.

Beberapa jemaah merasakan kebingungan rohani akibat perang berkepanjangan antara Israel dan Hamas di Gaza. "Saya merasa jiwa saya tersesat di tengah semua kehancuran ini," ujar Abu Mahmud Salha, pria asal Gaza utara.

Pria yang tinggal di kamp pengungsian di Al-Mawasi itu mengaku rindu salat berjemaah dan mendengar suara imam. Selama ini, dia hanya salat dalam tenda. Begitu mendengar azan dari pengeras suara, ia merasakan ada bagian dirinya yang rusak.

"Ketika saya mendengar panggilan salat bergema melalui pengeras suara dari rekaman, saya merasa seolah-olah bagian dari hidup kami yang rusak," ujar pria 52 tahun itu.

Warga Gaza lainnya menceritakan bagaimana mereka salat Jumat dalam kondisi sulit. "Setiap Jumat, kami mencoba berkumpul di sebidang tanah kecil di bawah langit, untuk salat. Kadang kami berdoa di atas pasir atau di atas potongan kardus, yang secara psikologis sangat sulit," kata Moataz Abu Sharbi, salah seorang warga.

Abu Sharbi mengakui kehilangan rumah dan tempat berlindung spiritual adalah bagian tersulit dalam hidupnya. Mengingat mereka biasa berlindung di masjid-masjid.

Perang sejak 7 Oktober 2023 telah menghancurkan ribuan masjid di Gaza. Menurut laporan kantor media Hamas di Palestina, dari 1.244 masjid di Gaza, 1.160 di antaranya hancur sebagian atau seluruhnya.

Artikel ini sudah tayang di detikHikmah, baca selengkapnya di sini!




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads