Wamendukbangga Tekankan Pentingnya Perketat SOP di Dapur SPPG

Badung

Wamendukbangga Tekankan Pentingnya Perketat SOP di Dapur SPPG

Aryo Mahendro - detikBali
Jumat, 10 Okt 2025 16:47 WIB
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes OkaΒ saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/10/2025). (Foto:Β Aryo Mahendro/detikBali)
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes OkaΒ saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/10/2025). (Foto:Β Aryo Mahendro/detikBali)
Badung -

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, mengingatkan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk mematuhi standard operating procedure (SOP) penyajian menu Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil dan menyusui. Hal itu sebagai langkah antisipasi atas banyaknya kasus keracunan MBG yang dialami siswa sekolah.

"Jika ada kekurangan, jangan salahkan programnya, tetapi cek SOP mana yang belum dijalankan, itu yang harus dikendalikan, diatasi, dan diperbaiki," kata Isyana seusai menutup kegiatan FP2030 Asia-Pacific Focal Points/South-South Learning Workshop di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (10/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, semua SPPG juga diminta mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Isyana menegaskan makanan yang disajikan dapat dipastikan aman jika SPPG terkait telah mengantongi SLHS.

"SPPG yang belum memiliki, harus mengurus (SLHS)," imbuh politikus PSI itu.

ADVERTISEMENT

Pemerintah, dia berujar, terus berupaya memperbaiki pelaksanaan program MBG andalan Presiden Prabowo Subianto itu. Menurutnya, pemerintah bersama Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan, dan BPOM sedang menggodok tata kelola program MBG.

Isyana menilai program MBG masih layak untuk dilanjutkan. Ia mengeklaim banyak manfaat yang didapat dari program itu. Termasuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama siswa sekolah dan ibu hamil.

"MBG juga ditujukan untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Karena 1.000 hari kehidupan menjadi saat yang sangat krusial untuk pencegahan stunting," imbuhnya.

Diketahui, Kemendukbangga/BKKBN turut terlibat dalam pelaksanaan program MBG, khususnya untuk penerima manfaat dari kelompok sasaran khusus seperti ibu hamil dan menyusui serta balita non-PAUD. BKKBN juga ditugaskan untuk menangani kasus stunting.

Sebelumnya, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat kasus keracunan MBG pada 29 September-3 Oktober 2025 mencapai 1.883 kasus. Dengan tambahan tersebut, total korban keracunan MBG hingga 4 Oktober 2025 telah tembus 10.482 anak.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Menteri Wihaji Turun Tangan Sosialisasikan Program Cek Kesehatan Gratis"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads