Sebulan Berlalu, Nasib Korban Banjir Denpasar Masih Tak Menentu

Sebulan Berlalu, Nasib Korban Banjir Denpasar Masih Tak Menentu

Ahmad Firizqi Irwan - detikBali
Rabu, 08 Okt 2025 23:51 WIB
Salah satu korban banjir di Kampung Jawa, Denpasar, yang kehilangan rumah.
Foto: Salah satu korban banjir di Kampung Jawa, Denpasar, yang kehilangan rumah. (Ahmad Firizqi Irwan/detikBali)
Denpasar -

Hampir sebulan sejak banjir bandang melanda Kota Denpasar, sebagian besar korban masih merasakan trauma mendalam. Salah satunya Sutrisno (63), warga Dusun Wanasari (Kampung Jawa), Jalan Maruti, Denpasar Utara.

Ia dan keluarganya masih terbayang-bayang banjir yang merobohkan rumah hingga menghilangkan seluruh harta bendanya, yang tersisa-pun hanya pakaian yang melekat saat tertidur pulas.

"Terus terang trauma masih ada. Nggak kebayang banjir segitu besarnya, tak kira kecil tahunya tinggi sampai sedada, nggak lama ketinggian melebihi pintu rumah. Semua hanyut, rumah roboh," ungkap Sutrisno, diwawancarai detikBali, Rabu (8/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah seluas 65 meter persegi yang ditempati Sutrisno bersama keluarganya kini hanya tersisa tembok depan. Rumah milik mertuanya itu sudah berdiri selama 60 tahun. Harta benda seperti lemari, televisi, pakaian, surat-surat rumah, kendaraan, ijazah, dan lain sebagainya hilang tersapu derasnya Tukad Badung yang meluap. Maklum, rumah itu berdiri di bantaran sungai.

ADVERTISEMENT

"Nggak ada yang tersisa, ya cuman sisa pintu depan. Motor masih selamat karena parkir di depan rumah, cuman ya tenggelam juga karena air sudah tinggi. Pakaian? Ya cuman pas yang dipakai tidur itu aja," kata Sutris, sapaan Sutrisno, sembari menatap rumah yang ia tempati selama 35 tahun sejak menikah dengan Ida, istrinya.

Sutris berupaya membangun kembali rumahnya yang menyisakan puing. Setidaknya, masih bisa dipakai berteduh untuk dirinya dan empat anggota keluarga lain.

"Istri dan ada anak sempat tinggal di rumah keluarganya, saya sempat tinggal di posko. Sekarang saya tinggal di kosan, cuma ya begitu. Ekonomi juga belum stabil. Mungkin sekarang bisa, tapi buat ke depannya belum tahu," ucap Sutris.

Sutris memperkirakan kerugian akibat banjir berkisar Rp 250 juta. Jumlah itu merupakan akumulasi dari rumah dengan tiga kamar tidur serta isinya yang habis semua.

Dia pun berharap ada bantuan dari pemerintah terutama untuk bisa membangun kembali rumahnya dan memulai dari awal kehidupan pascabanjir.

"Ya saya harap segeralah ada bantuannya untuk bisa perbaiki rumah. Begitu juga warga yang mengalaminya. Kalau logistik alhamdulillah ada, tapi mungkin cukup sampai tiga bulan. Bantuan lain seperti kasur dan lainnya dari donatur, ya alhamdulillah cukup meringankan," ujar pria yang bekerja sebagai tukang las serabutan itu.

"Kamar di atas juga dibuat ala kadarnya, biar tidak banyak pengeluaran untuk tinggal (bayar kos). Kebetulan ada kerjaan buat nambah-nambah, anak juga ada yang kerja, ya walaupun nggak banyak (pendapatan) tetap alhamdulillah. Nantinya juga mau ngurus-ngurus surat yang hilang," pungkasnya.

Sementara itu, Saiful warga lainnya yang tinggal di Jalan Pulau Misol, Denpasar menyebut surat-surat penting banyak yang rusak akibat banjir. "Ada yang hilang, ada yang rusak juga. Itu nggak cuma saya, tapi warga lainnya di sini," ujarnya, Rabu.

Saiful dan warga lainnya masih bingung untuk mengurus surat-surat yang rusak maupun hilang akibat banjir. Sementara untuk beberapa barang yang hanyut, tergantikan karena ada bantuan warga dari warga maupun donatur.

"Yang masih saya bingung itu ngurus surat-surat yang rusak atau hilang. Ke mana kira-kira ngurusnya, karena kan ada surat lama yang dicap dan tulis manual, kalau yang baru mungkin masih bisa. Nah yang lama ini bagaimana? Mudah-mudahan ada solusi dan bantuannya lah," tandas Saiful.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Kemensos Kucurkan Bantuan Rp 2 Miliar untuk Korban Banjir di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads