Nasi telah menjadi makanan pokok di Indonesia selama ribuan tahun, hingga muncul istilah "kalau tidak makan nasi, tidak makan". Fenomena ini terjadi karena nasi telah lama menjadi makanan utama di atas piring kita.
Saat ini, masyarakat mulai sadar akan pola hidup sehat dan memperhatikan setiap makanan yang dikonsumsi. Banyak pola hidup sehat yang tidak lagi menggunakan nasi sebagai makanan pokok.
Dilansir dari detikFood, nasi putih mengandung indeks glikemik yang tinggi sehingga berpotensi meningkatkan kadar gula darah. Ini membuat konsumsi nasi tidak aman bagi penderita diabetes. Selain itu, nasi putih yang telah melalui banyak proses memiliki kandungan nutrisi yang lebih rendah dibandingkan dengan makanan berkarbohidrat lainnya.
Ada banyak makanan pengganti nasi yang lebih bergizi dan mengenyangkan, bahkan sebagian lebih aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Berikut adalah makanan pengganti nasi yang lebih sehat dan mengenyangkan, seperti dirangkum oleh detikBali.
1. Oatmeal
Dilansir dari Wolipop, oatmeal dapat menjadi pengganti nasi karena mengandung karbohidrat kompleks dan tinggi serat. Karbohidrat kompleks dan serat yang tinggi akan memberikan energi besar bagi tubuh. Satu porsi oatmeal (sekitar 40 gram) hanya mengandung sekitar 150 kalori, sedangkan nasi dalam satu porsi mengandung 216 kalori, lebih tinggi daripada oatmeal. Untuk program diet dan pola hidup sehat, oatmeal menjadi solusi pengganti nasi yang lebih sehat.
2. Nasi Merah
Penderita diabetes melitus akan memilih nasi merah dibandingkan nasi putih. Nasi merah mengandung protein 20% lebih banyak dan enam kali lebih banyak serat dibandingkan nasi putih. Satu porsi nasi merah (40 gram) hanya mengandung 184 kalori.
3. Jagung
Dikutip dari jurnal Suarni dan Muh. Yasin, jagung adalah sumber karbohidrat dan protein yang penting. Jagung menjadi sumber pangan fungsional karena mengandung serat pangan, asam lemak esensial, isoflavon, mineral (Ca, Mg, K, Na, P, dan Fe), antosianin, beta-karoten (provitamin A), serta komposisi asam amino esensial lainnya. Satu porsi jagung (100 gram) hanya mengandung 93 kalori.
4. Kentang
Selain sebagai sumber karbohidrat dan serat, kentang mengandung banyak nutrisi yang baik untuk tubuh, seperti vitamin B6, kalium, protein, omega-3, omega-6, dan zat besi. Dilansir dari detikHealth, kentang mengandung senyawa flavonoid, karotenoid, dan asam fenolik yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
5. Singkong
Bagi yang tinggal di pedesaan, tidak sulit menemukan pohon singkong. Selain mudah ditemukan, singkong dapat menjadi alternatif makanan yang tinggi karbohidrat. Perlu diperhatikan ketika mengkonsumsi singkong adalah kandungan racun sianidanya. Meskipun sedikit, namun tetap harus dihindari. Salah satu caranya adalah dengan membersihkannya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
6. Ubi Jalar
Bisa digoreng, direbus, dikukus, atau dicampur dengan makanan lain, ubi jalar bisa dinikmati dengan berbagai cara. Ubi jalar cocok untuk menggantikan nasi sebagai makanan pokok alternatif. Satu porsi ubi jalar (100 gram) mengandung 318 kalori. Meskipun lebih tinggi dibandingkan nasi, ubi jalar rendah gula, tinggi serat, dan protein. Selain itu, kandungan mangan dan potasiumnya dapat membantu menjaga kesehatan tulang, jantung, pertumbuhan, dan metabolisme.
7. Sukun
Sukun merupakan buah yang menjadi sumber pangan karena tinggi karbohidrat. Buah dengan nama latin Artocarpus altilis ini, jika dijadikan tepung, kandungannya setara dengan nasi. Dengan harga yang jauh lebih murah, sukun bisa dijadikan alternatif pengganti nasi.
8. Kedelai
Tingginya kandungan protein menjadikan kedelai pilihan sebagai makanan pengganti nasi. Satu porsi kedelai (100 gram) mengandung 10 gram protein.
9. Greek Yogurt
Tidak seperti yogurt biasanya, Greek yogurt tinggi akan kandungan protein. Satu porsi Greek yogurt (100 gram) mengandung 6 gram protein, 11 gram karbohidrat, dan 7 gram lemak.
10. Sagu
Bagi masyarakat Papua, sagu telah menjadi makanan pokok selama ribuan tahun. Sagu mudah ditemukan di sana, namun saat ini sulit ditemukan di daerah lain. Dilansir dari Detik Food, sagu menjadi tanaman marginal dan jarang dikonsumsi. Padahal, menurut Organic Facts, dibandingkan makanan lain, sagu memiliki kandungan kalori dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
Simak Video "Video: Penjelasan Dokter soal Gigi Bungsu Harus Dicabut atau Tidak"
(nor/nor)