Gubernur Bali Wayan Koster meminta Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Bali untuk menggencarkan penghijauan agar kawasan hutan di Pulau Dewata menjadi 30 persen dalam kurun dua tahun. Saat ini, luas hutan yang tersisa di Bali hanya sekitar 24 persen.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala DKLH Bali Made Rentin. Menurutnya, target itu akan dilakukan dengan penegakan hukum bagi pelanggar Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2023 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali Tahun 2023-2043.
"Penghijauan dan reboisasi menjadi atensi khusus. Terutama bantaran sungai dan penegakan hukum dikencangkan untuk pencaplokan bangunan yang melanggar Perda Tata Ruang," ujar Rentin di Denpasar, Sabtu (5/10/2025).
Rentin mengungkapkan hal tersebut juga sebagai respons terkait banjir hebat yang melanda sejumlah wilayah di Bali pada 10 September lalu. Dari 145 titik banjir, dia berujar, Denpasar terdampak paling parah.
Ia menyinggung pusat perekonomian warga seperti Pasar Badung dan Pasar Kumbasari yang dibatasi Sungai Badung lumpuh akibat banjir. Selain karena faktor cuaca ekstrem, Rentin mengakui masalah sampah dan alih fungsi lahan turut menjadi penyebab banjir di Bali beberapa waktu lalu.
"Saya tidak menampik adanya alih fungsi lahan. Tetapi saya ingin mengatakan bahwa hutan di Bali sekitar 24,27 persen. Apakah itu ideal? Tentu belum," imbuhnya.
Simak Video "Video: Nana Mirdad dan Andrew White Terjun Langsung Bantu Korban Banjir Bali"
(iws/iws)