Koster Tugaskan DKLH Bali Kembalikan Kawasan Hutan Jadi 30 Persen

Koster Tugaskan DKLH Bali Kembalikan Kawasan Hutan Jadi 30 Persen

Ahmad Firizqi Irwan - detikBali
Minggu, 05 Okt 2025 07:55 WIB
Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Rentin. (Foto: FirizqiΒ Irwan/detikBali)
Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Rentin. (Foto: FirizqiΒ Irwan/detikBali)
Denpasar -

Gubernur Bali Wayan Koster meminta Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Bali untuk menggencarkan penghijauan agar kawasan hutan di Pulau Dewata menjadi 30 persen dalam kurun dua tahun. Saat ini, luas hutan yang tersisa di Bali hanya sekitar 24 persen.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala DKLH Bali Made Rentin. Menurutnya, target itu akan dilakukan dengan penegakan hukum bagi pelanggar Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2023 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali Tahun 2023-2043.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penghijauan dan reboisasi menjadi atensi khusus. Terutama bantaran sungai dan penegakan hukum dikencangkan untuk pencaplokan bangunan yang melanggar Perda Tata Ruang," ujar Rentin di Denpasar, Sabtu (5/10/2025).

Rentin mengungkapkan hal tersebut juga sebagai respons terkait banjir hebat yang melanda sejumlah wilayah di Bali pada 10 September lalu. Dari 145 titik banjir, dia berujar, Denpasar terdampak paling parah.

ADVERTISEMENT

Ia menyinggung pusat perekonomian warga seperti Pasar Badung dan Pasar Kumbasari yang dibatasi Sungai Badung lumpuh akibat banjir. Selain karena faktor cuaca ekstrem, Rentin mengakui masalah sampah dan alih fungsi lahan turut menjadi penyebab banjir di Bali beberapa waktu lalu.

"Saya tidak menampik adanya alih fungsi lahan. Tetapi saya ingin mengatakan bahwa hutan di Bali sekitar 24,27 persen. Apakah itu ideal? Tentu belum," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq juga sempat menyinggung alih fungsi lahan sebagai salah satu penyebab banjir di Bali. Ia menyebut luas hutan di Bali berkurang 459 hektare.

Hanif mencontohkan daerah aliran sungai (DAS) Ayung yang di bawahnya terdapat aliran Tukad Mati, Tukad Badung, dan Tukad Singapadu dengan luas total 49.500 hektare. DAS seluas itu hanya ditutupi pohon sekitar 1.500 hektare atau hanya 3 persen.

"Memang secara ekologis untuk daerah aliran sungai mampu menahan ekosistem di bawahnya itu paling tidak harus 30 persen," ujar Hanif di Denpasar pada 13 September lalu.

Hanif menyebut rendahnya tutupan hutan sepanjang DAS di Bali akibat alih fungsi lahan telah berlangsung sejak 2015-2024. Menurutnya, terjadi konversi lahan dari hutan menjadi nonhutan seluas 459 hektare.

"(Luas) 459 hektare itu untuk pulau lain mungkin kecil. Tetapi, untuk Pulau Bali sangat berarti karena sisa hutannya hanya 1.500 hektare," ujar Hanif.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Nana Mirdad dan Andrew White Terjun Langsung Bantu Korban Banjir Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads