Perbedaan Rosario Katolik dengan Tasbih Agama Lain

Perbedaan Rosario Katolik dengan Tasbih Agama Lain

f - detikBali
Sabtu, 04 Okt 2025 06:30 WIB
Doa Rosario
Rosario. Foto: RDNE Stock project/Pexels
Denpasar -

Rosario yang dipakai umat Katolik, tasbih dalam agama Islam, serta mala dalam tradisi Buddha dan Hindu, pada dasarnya memiliki kesamaan. Ketiganya merupakan untaian manik-manik doa yang digunakan sebagai alat bantu doa atau meditasi dengan pengulangan tertentu.

Untaian manik-manik ini membantu umat agar tetap fokus, tidak salah hitung saat mendaraskan doa atau mantra yang diucapkan berulang.
Namun, masing-masing memiliki ciri khas dan makna yang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rosario

Alat doa umat katolik ini digunakan dalam doa Rosario yang ditujukan khusus kepada bunda Maria. Terdiri dari 59 manik manik dengan 53 manik kecil untuk doa Salam Maria, 6 manik besar yang memisahkan setiap rangkaian 10 doa Salam Maria untuk doa Bapa Kami, dan ada salib di ujungnya. Doa rosario dibagi dalam 20 peristiwa kehidupan Yesus dan Maria yang dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu Peristiwa Gembira, Sedih, Mulia, dan Terang

Tasbih

Untaian manik yang sering digunakan oleh umat islam biasanya mempunyai 33 butir. Ada juga yang memiliki 99 butir dengan tambahan 1 butir yang dijadikan penanda. Fungsi utamanya untuk menghitungdzikir berupa pujian kepada Allah:Subhanallah (Maha Suci Allah) 33 kali, Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) 33 kali, Allahu Akbar (Allah Maha Besar) 34 kali. Tasbih juga bisa dipakai untuk mengulangdzikir sesuai jumlah 99AsmaulHusna.

ADVERTISEMENT

Japamala

Japamala atau Mala sering digunakan dalam tradisi Hindu, Buddha, dan aliran lainnya seperti Jainisme, dan Sikhisme. Kata mala (संस्कृत) berarti "untaian/kalung", sementara japa berarti "pengulangan mantra atau doa". Jadi, japamala adalah untaian manik-manik yang dipakai untuk mengulang doa atau mantra.

Umumnya terdiri dari 108 butir manik-manik, ditambah 1 manik khusus yang disebut manik guru. Manik ini menjadi pengingat jumlah pengulangan mantra saat meditasi atau yoga. Selain itu, angka 108 dipercaya melambangkan jumlah keinginan atau kekotoran batin (kilesa) yang harus diatasi demi mencapai pencerahan rohani.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads