Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menempuh rute lebih panjang dalam penerbangan menuju New York, Amerika Serikat (AS). Pesawat yang membawa Netanyahu tampak menghindari sejumlah negara Eropa.
Dilansir dari detikNews, Netanyahu terbang ke New York dalam rangka menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (25/9) waktu setempat. Pesawat yang ditumpanginya menghindari beberapa negara demi menghindari risiko penangkapan berdasarkan surat perintah penangkapan yang dirilis oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Seorang sumber diplomatik Prancis kepada AFP mengatakan bahwa otoritas Paris sebenarnya mengizinkan Israel menggunakan wilayah udara mereka. Meski begitu, data pelacakan penerbangan menunjukkan pesawat yang membawa Netanyahu justru mengambil rute selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data pelacakan penerbangan pada Kamis (25/9), pesawat Netanyahu itu terbang melintasi Yunani dan Italia. Setelah itu, pesawat tersebut berbelok ke jalur selatan melintasi Selat Gibraltar sebelum melanjutkan penerbangan ke Atlantik.
Diketahui, Prancis termasuk di antara sejumlah negara yang pekan ini mengumumkan pengakuan resmi untuk negara Palestina. Sikap serupa juga diumumkan Inggris dan Portugal.
Ada pula Irlandia dan Spanyol yang terlebih dahulu mengumumkan pengakuan mereka untuk negara Palestina pada Mei lalu. Namun, langkah negara-negara yang mendukung pengakuan untuk Palestina itu ditentang keras oleh Netanyahu.
Sementara itu, laporan media lokal Israel menyebut pengalihan rute pesawat Netanyahu dimaksudkan untuk menghindari negara-negara yang menandatangani Statuta Roma. Hal itu dikhawatirkan dapat mengeksekusi surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC jika terjadi pendaratan darurat.
Surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dikeluarkan ICC pada November tahun lalu. Penangkapan itu terkait dugaan kejahatan perang yang dilakukan selama serangan militer Israel di Jalur Gaza.
Pekan lalu, Spanyol mengumumkan akan mendukung penyelidikan ICC dan memberikan bantuan dengan membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Jalur Gaza. Madrid menyebutnya sebagai bagian upaya untuk menekan Israel agar mengakhiri perang Gaza.
Adapun, Netanyahu dijadwalkan berpidato di Sidang Umum PBB pada Jumat (26/9) waktu AS. Dia juga akan melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pekan depan.
Sebelumnya, Netanyahu murka dan mengutuk para pemimpin dunia yang telah mengakui negara Palestina. Kecaman ini disampaikan Netanyahu tiga hari setelah Prancis, Inggris, dan sejumlah negara Barat lainnya secara resmi mengakui Palestina.
"Di Majelis Umum, saya akan menyampaikan kebenaran kita, kebenaran warga Israel, kebenaran tentara (Israel), kebenaran bangsa kita," kata Netanyahu di Bandara Ben Gurion, Israel, sebelum keberangkatannya ke AS, dilansir dari detikNews, Kamis (25/9/2025).
"Saya akan mengutuk para pemimpin yang, alih-alih mengutuk para pembunuh, pemerkosa, dan pembakar anak-anak, malah ingin memberi mereka sebuah negara di jantung Israel. Ini tidak akan terjadi," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!
Simak Video "Video: Netanyahu Kutuk Negara yang Akui Palestina!"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)