Muara Tukad Badung Terakhir Dikeruk 2019, Menteri PU Wanti-wanti Banjir Lagi

Muara Tukad Badung Terakhir Dikeruk 2019, Menteri PU Wanti-wanti Banjir Lagi

Fabiola Dianira - detikBali
Sabtu, 20 Sep 2025 20:02 WIB
Pengerukan Bendungan Muara Tukad Badung, Sabtu (20/9/2025). (Fabiola Dianira)
Foto: Pengerukan Bendungan Muara Tukad Badung, Sabtu (20/9/2025). (Fabiola Dianira)
Badung -

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggoro meninjau Bendungan Muara Tukad Badung yang menjadi salah satu titik rawan saat banjir di Badung, Bali. Ia menyebutkan waduk terakhir kali dikeruk pada 2019 dan mewanti-wanti risiko terjadi banjir lagi.

"2019. Ini sudah sangat-sangat tinggi (sedimentasinya). Saya cuma takut nanti kalau hujan deras lagi, kemudian pas pasang naik, nggak bisa buka pintu waduk, nggak bisa buang air keluar, banjir lagi," ujarnya saat mengunjungi Bendungan Muara Tukad Badung, Sabtu (20/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menekankan bahwa sedimentasi di bendungan tersebut sudah sangat tinggi dan harus segera dinormalisasi. "Waduk tukad ini ketinggian airnya sudah sangat-sangat tinggi ya. Ini menunjukkan sedimentasinya sudah sangat-sangat tinggi. Jadi, ini harus dikeruk," jelasnya.

Namun, persoalan lainnya muncul setelah pengerukan terkait pembuangan material sedimentasi hasil pengerukan. Untuk itu, Dody akan berdiskusi lebih lanjut ke Gubernur Bali Wayan Koster.

ADVERTISEMENT

"Cuman kalau ngeruk ini kan, mungkin ratusan ribu kubik sedimennya. Mesti diskusi dengan Pak Gubernur dan Bupati setempat. Ini mau dibuang kemana sedimennya. Jadi, supaya nggak ngerusak lingkungan," imbuhnya.

Selain sedimentasi, penumpukan sampah dan faktor alam juga disebut menjadi penyebab utama banjir di wilayah tersebut. "Tumpukan sampah. Itu yang menyebabkan kemarin bencana banjir.

Selain hujan lebat, terus pasang naik pada saatnya sama, semuanya pada saatnya sama. Itu juga masalah besar," katanya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads