Disdikpora Badung Libatkan Psikolog untuk Cegah Kasus Bullying di Sekolah

Disdikpora Badung Libatkan Psikolog untuk Cegah Kasus Bullying di Sekolah

Agus Eka - detikBali
Jumat, 19 Sep 2025 07:00 WIB
Ilustrasi Stop Bullying
Ilustrasi Stop Bullying. (Foto: Dok. Shutterstock)
Badung -

Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung melibatkan peran psikolog untuk mencegah perundungan (bullying) di sekolah. Sebelumnya, kasus siswa SMP bunuh diri diduga akibat perundungan sempat mencuat beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Badung, Rai Twistyanti Raharja, menekankan pentingnya sekolah ramah anak. Menurutnya, seluruh sekolah di Badung harus bisa menerima peserta didik berkebutuhan khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kuota lima persen untuk siswa inklusi kategori jalur afirmasi. Kenyataannya nggak bisa dibatasi, hanya di awal. Karena sering kali anak berkebutuhan khusus baru terdeteksi saat sudah di tengah masa pendidikannya," ujar Rai, Kamis (18/9/2025).

Disdikpora Badung, dia berujar, menyiapkan strategi lingkungan inklusif dengan mengajak belasan Guru Pendamping Khusus (GPK) yang membantu proses belajar secara mobile di berbagai sekolah. Enam psikolog profesional juga kini bertugas memberikan asesmen, konseling, dan pendampingan psikologis.

ADVERTISEMENT

"GPK tidak punya kapasitas asesmen, tapi mereka fokus ke pendampingan, pembelajaran. Sedangkan asesmen itu dilakukan psikolog dari dinas," terang Rai.

Dalam tiga tahun terakhir, Disdikpora Badung memberikan pelatihan khusus bagi guru wali kelas melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) pendampingan belajar untuk siswa berkebutuhan khusus. Tujuannya agar guru bisa melakukan skrining awal dan memberikan pendampingan dasar.

"Kalau ada kasus bullying, psikolog segera turun untuk pendampingan ke korban maupun pelaku. Kami juga mengajak orang tua aktif terlibat melalui seminar parenting bareng psikolog," jelas Rai.

Seluruh layanan ini terintegrasi dalam Unit Layanan Disabilitas (ULD) Kabupaten Badung yang informasinya bisa diakses melalui media sosial. Selain sosialisasi rutin kepada siswa, Disdikpora juga menggelar seminar parenting untuk orang tua.

Sebelumnya, siswa SMP di Badung mengakhiri hidup setelah diduga menjadi koran perundungan di sekolah. Polisi menyatakan hingga kini belum ada bukti yang mengarah ke dugaan tekanan dari pihak sekolah. Namun, ada indikasi dugaan perundungan dari siswa lainnya.

"Belum ditemukan terkait indikasi itu (tekanan sidak). Namun ada indikasi dugaan perundungan. Masih diselidiki memastikan kegiatan bully-nya," ucap Kapolsek Kuta Utara, Kompol I Ketut Agus Pasek Sudina.

Menurut dia, fokus polisi tidak hanya pada penyelidikan kasus, tetapi juga pada pencegahan jangka panjang. Tujuannya agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di sekolah-sekolah.

"Ini bisa jadi pelajaran semua pihak, terutama sekolah. Semua lebih peka dan serius dalam menangani isu perundungan di lingkup pendidikan," imbuhnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads