Forum Akademi FBI Digelar di Bali, Bahas Kriminal Siber-Senjata Pemusnah Massal

Forum Akademi FBI Digelar di Bali, Bahas Kriminal Siber-Senjata Pemusnah Massal

Aryo Mahendro - detikBali
Selasa, 19 Agu 2025 12:37 WIB
Konferensi pers Forum akademi Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Amerika Serikat (FBINAA) ke-25 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa (19/8/2025). (Aryo Mahendro)
Foto: Konferensi pers Forum akademi Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Amerika Serikat (FBINAA) ke-25 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa (19/8/2025). (Aryo Mahendro)
Jakarta -

Forum akademi Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Amerika Serikat (FBINAA) ke-25 resmi dibuka dan digelar di Bali. Penanganan kejahatan terorisme, kejahatan siber, hingga kejahatan transnasional akan dibahas dalam forum yang diikuti 31 negara di Asia Pasifik dan Eropa itu.

"Ada banyak isu yang dibahas. Ada membahas isu terkait keamanan infrastruktur, serangan siber, bahaya drone, bahaya senjata pemusnah massal, dan banyak hal lain," kata Ketua Panitia FBI NAA Asia Pacific Chapter Retrainer Conference 2025, Brigjen Ratno Kuncoro, saat konferensi pers di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa (19/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratno mengatakan jenis kejahatan beberapa tahun belakangan banyak dilakukan pelaku yang memanfaatkan teknologi. Sehingga, banyak kejahatan transnasional yang terjadi. Karenanya, perlu keterlibatan penegak hukum dari negara lain. Khususnya, kerja sama dengan negara maju.

Selain itu, forum yang didanai oleh FBI itu, dapat dijadikan sarana belajar sekaligus berbagi ilmu dari Polri ke polisi dari puluhan negara Asia Pasifik dan Eropa. Yakni, dalam hal menangani dan mencegah adanya potensi kejahatan yang akan dilakukan seseorang.

ADVERTISEMENT

"Yang saya tahu, 70 persen pekerjaan FBI itu bidang intelijen. Kami juga punya pengalaman yang baik yang dapat kami share ke negara lain," kata Ratno.

Ratno mengatakan forum yang digelar selama sepekan di Bali ini akan dilanjutkan di Jakarta. Ada juga rencana menyekolahkan beberapa pegawai dari sejumlah kementerian, ke akademi FBI.

Asisten Direktur Divisi Operasi Internasional FBI, Jason Kaplan, mengatakan aksi kejahatan yang terjadi belakangan semakin global. Karenanya, penting bagi pihaknya untuk memiliki hubungan yang kuat dengan negara lain.

"Untuk itulah fokus kami membangun hubungan yang kuat dengan banyak negara," kata Kaplan.

Kaplan mengatakan penanganan kejahatan internasional telah menjadi salah satu kebijakan dari pemerintah Amerika Serikat. "Itu alasan mengapa konferensi seperti ini menjadi penting," katanya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads