14 Agustus Hari Lahir Provinsi Bali, Begini Sejarahnya

14 Agustus Hari Lahir Provinsi Bali, Begini Sejarahnya

Ni Made Gita Julianti - detikBali
Kamis, 14 Agu 2025 06:00 WIB
Umat Hindu membawa sesajen saat persembahyangan Hari Raya Galungan di tengah situasi aktifitas Gunung Agung pada level siaga di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (1/11). Sebagian warga Besakih masih berada di pengungsian bersama warga dari lima desa lainnya karena masuk kawasan rawan bencana di radius 7,5km namun kawasan Pura Besakih telah dinyatakan aman setelah status gunung tersebut diturunkan dari awas ke siaga. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/pras/17.
Ilustrasi - Pura Agung Besakih di Bali. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Denpasar -

Hari jadi Provinsi Bali kembali diperingati pada Kamis, 14 Agustus 2025. Tahun ini, Provinsi Bali memasuki usia ke-67 tahun.

Sejarah terbentuknya Provinsi Bali melalui perjalanan yang panjang. Provinsi Bali dibentuk pertama kali pada 14 Agustus 1958 berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Bali juga sempat menjadi bagian dari Provinsi Sunda Kecil. Dahulu, ibu kota Bali adalah Singaraja, Kabupaten Buleleng. Pada 1960, ibu kota provinsi Bali dipindah ke Denpasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak sejarah lahirnya Provinsi Bali seperti dirangkum detikBali dari berbagai sumber berikut ini.

Sejarah Lahirnya Provinsi Bali

Zaman Kerajaan

Pada 1343, Pulau Dewata dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Panglima perang Majapahit, Gajah Mada, menugaskan Dalem Ketut Sri Kresna Kepakisan menjadi raja di Bali. Dia kemudian menghadapi pemberontakan rakyat 'Bali Aga' atau penduduk asli Bali.

ADVERTISEMENT

Rakyat Bali Aga kebanyakan berasal dari desa-desa di pegunungan wilayah Bangli dan Karangasem. Namun, Raja Bali dapat menumpas pemberontakan rakyat Bali Aga.

Kerajaan Bali mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong atau Dalem Gelgel pada 1520-1558 atau abad 16. Dalem Waturenggong kemudian digantikan oleh putra sulungnya, Dalem Bekung yang juga dikenal sebagai I Dewa Pamayun pada paruh kedua abad 16.

Konon, karena umur Dalem Bekung masih muda, ia didampingi oleh paman-pamannya dalam menjalankan roda pemerintahan. Yakni, I Dewa Gedong Arta, I Dewa Anggungan, I Dewa Nusa, I Dewa Bangli, dan I Dewa Pasedangan.

Dalem Bekung tidak memiliki putra. Ketika Dalem Bekung wafat, posisinya digantikan oleh Dalem Sagening pada abad 17.

Sepeninggal Dalem Sagening, takhta kerajaan digantikan oleh putranya, yaitu Dalem Di Made pada periode 1623-1642 di Kerajaan Gelgel. Diceritakan, Kerajaan Bali mengalami kekacauan politik yang luar biasa pada masa ini.

I Gusti Agung Widya, garis keturunan raja-raja Kediri, melakukan pemberontakan dan berhasil menguasai Kerajaan Gelgel. Namun, kekuasaannya tidak lama lantaran dikalahkan oleh pasukan dari Badung dan Buleleng.

Singkat cerita, Bali mulai berhubungan dengan Belanda pada 1597. Ekspedisi pertama Belanda kala itu dipimpin oleh Cornelis de Houtman.

Pada 1686, muncul sejumlah kerajaan baru seperti Kerajaan Klungkung. Selain itu, bermunculan pula kerajaan-kerajaan lain seperti Kerajaan Buleleng, Mengwi, Karangasem, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Jembrana, dan Payangan.

Raja Klungkung memakai gelar 'Dewa Agung'. Kemudian, Kerajaan Buleleng dipimpin oleh raja I Gusti Ngurah Panji Sakti, I Gusti Ngurah Panji Gde. Lalu, Kerajaan Mengwi memakai gelar I Gusti Agung Sakti dan Kerajaan Gianyar dipakai gelar I Dewa.

Candi pemesuan di Gelgel, ibu kota kerajaan tua Bali. Sejarah Bali/Ilustrasi Kerajaan Bali. (Istimewa)Candi di Gelgel, ibu kota kerajaan tua Bali. Sejarah Bali/Ilustrasi Kerajaan Bali. (Istimewa)

Struktur Konfederasi

Kebanyakan kerajaan di Bali masih memiliki hubungan satu sama lain atau hubungan kekeluargaan. Misalkan, Kerajaan Klungkung dengan Kerajaan Badung.

Struktur pemerintahan di Bali pada abad 19 mendekati struktur konfederasi. Kerajaan Klungkung mempunyai status lebih tinggi meskipun tidak memiliki kekuasaan secara formal. Sembilan kerajaan lainnya, masih tetap mengakui status kerajaan tertinggi adalah Kerajaan Klungkung.

Pada 1817, Belanda mengirim rombongan di bawah pimpinan Van den Broek untuk mendirikan sebuah pangkalan dagang di Bali. Namun, usaha tersebut gagal karena ditentang oleh raja-raja Bali.

Sampai berakhirnya Perang Diponegoro di Jawa pada tahun 1830, hubungan raja-raja Bali dengan orang Eropa hanya berkisar pada perdagangan. Keadaan hubungan baru mengalami perubahan setelah tahun 1841.

Singkat cerita, Huskus Koopman yang diutus pemerintah Belanda berhasil mengadakan perundingan dengan raja-raja Bali. Sejak saat itu, Belanda sedikit demi sedikit mengurangi kekuasaan raja-raja Bali dengan jalan mengadakan perjanjian-perjanjian.

Setelah melalui proses yang panjang, pada 1908 Belanda dapat menguasai Bali. Kerajaan Klungkung merupakan kerajaan berdaulat terakhir yang mengadakan puputan melawan Belanda.

Pergerakan Kebangsaan hingga Terbentuknya Provinsi Bali

Tahun 1930 menjadi babak baru bagi masyarakat di Pulau Dewata. Pada tahun ini merupakan permulaan pergerakan kebangsaan di Bali.

Organisasi kebangsaan pertama yang membuka cabangnya di Bali adalah Budi Utomo. Pada 9 September 1933, Komite Taman Siswa berdiri di Denpasar.

Sementara itu, Jepang mendarat di Bali pada 17 Februari 1942. Di era penjajahan Jepang ini, perkembangan organisasi-organisasi politik sempat terhenti. Musababnya, Jepang melarang dan membubarkan berbagai organisasi politik.

Penjajahan Jepang itu membuat rakyat Bali kala itu menderita. Hingga akhirnya, Jepang menyerah pada Sekutu dan kemerdekaan Indonesia diumumkan pada 1945.

Pada awal kemerdekaan, Bali menjadi bagian dari Provinsi Sunda Kecil bersama NTB dan NTT. Sedangkan, saat Indonesia menjadi negara serikat, Bali masuk ke dalam Negara Indonesia Timur (NIT).

Setelah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, Bali pun kembali menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada 14 Agustus 1958, Bali resmi berstatus sebagai provinsi tersendiri.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads