Pemprov Bali Tanggapi Dugaan Diskriminasi Turis Lokal di Kafe

Pemprov Bali Tanggapi Dugaan Diskriminasi Turis Lokal di Kafe

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Selasa, 12 Agu 2025 16:10 WIB
Duh! Pelanggan Kafe di Bali Curhat jadi Korban Rasisme
Kreator konten ngaku mengalami diskriminasi rasis di Bali. (Foto: Thread/@yusufode_)
Denpasar -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menanggapi kabar turis lokal yang menjadi korban diskriminasi di salah satu kafe di Bali. Kepala Dinas Pariwisata Bali I Wayan Sumarajaya menegaskan tidak ada kebijakan yang mengatur pelaku pariwisata membeda-bedakan wisatawan nusantara dengan turis asing.

"Kami tidak ada kebijakan tentang hal itu. Seperti tadi, mana yang bisa dilakukan dan dilarang. Wisatawan nusantara kita kan banyak juga," kata Sumarajaya saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Selasa (12/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, sosialisasi Pemprov Bali terkait pariwisata budaya berkualitas dan bermartabat jelas tidak memuat aturan yang membedakan perlakuan turis.

"Tetap saling menghormati dan berdasarkan ketentuan yang ada, harus memperhatikan tamunya menjamin keamanan. Karena pariwisata berkualitas bisa bermanfaat bagi masyarakat lokal dan pelaku usaha," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sumarajaya mengaku belum mendapatkan informasi terkait kejadian tersebut. Ia berencana memastikan kebenaran peristiwa itu.

Kronologi Dugaan Diskriminasi di Kafe

Dilansir dari detikFood, seorang konten kreator membagikan pengalaman tak menyenangkan saat berkunjung ke salah satu kafe di Bali. Ia mengaku mendapat perlakuan rasis dari pelayan yang bertugas.

Konten kreator asal Jawa Timur bernama Yusuf itu menceritakan insiden yang dialaminya melalui akun Thread @yusufode_ pada Jumat (8/8). Kejadian bermula saat ia berkunjung ke sebuah kafe terkenal di kawasan Kerobokan, Bali.

Ia datang sendirian dan memesan beberapa menu makanan dan minuman. Awalnya Yusuf duduk di meja berkapasitas empat orang. Tidak ada masalah hingga ia memesan, namun tiba-tiba ia diminta pindah oleh staf kafe ke meja dekat pintu dapur dengan alasan meja tersebut tidak boleh diisi kurang dari empat orang.

Setelah ia dipindahkan, Yusuf melihat ada dua pelanggan ekspatriat duduk di meja empat orang yang sama sekali tidak ditegur atau dipindahkan.

"Nggak boleh duduk di kursi yang berempat secara itu bisa di-split dan akhirnya di-split setelah aku pindah ke meja depan pintu dapur itu. Yang bulenya cuma nunggu 1 orang aja, nah kalo ke orang lokal kenapa bisa tegas sedangkan ke bule ga bisa tegas dan si bule itu buka laptop," tulisnya.

Yusuf secara terang-terangan menyebut insiden itu terjadi di kafe Braud. Unggahannya viral, disukai lebih dari 2.300 pengguna Thread, dan mendapat lebih dari 1.200 komentar. Banyak warganet juga mengaku pernah mengalami tindakan rasis serupa di beberapa kafe dan restoran di Bali.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Gubernur Khofifah Terbitkan SE Larang Diskriminasi Usia Rekrutmen Kerja"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads