Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali tampak antusias menyimak pemaparan materi tentang jurnalisme digital dan jurnalisme di era artificial intelligence (AI). Dua materi tersebut disampaikan oleh Redaktur detikBali Daniel Pekuwali dan Asisten Redaktur detikJabar Yudha Maulana.
Seminar nasional bertajuk detikBali Goes to Campus itu digelar atas kolaborasi antara ITB STIKOM Bali dengan detikcom. Acara tersebut juga menjadi salah satu rangkaian Dies Natalis 23 ITB STIKOM Bali.
"Pengguna internet di Indonesia terus meningkat dari 70,5 juta pada 2013 menjadi 229,4 juta pada 2025. Sehingga, jurnalisme digital menjadi tantangan bagi perusahaan media untuk menyajikan informasi yang akurat serta menghindari disinformasi dan hoaks," ujar Daniel dalam paparannya di Aula ITB STIKOM Bali, Sabtu (9/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nyanyi Sunyi Penerbit Indie di Bali |
Daniel menjelaskan media online berupaya bertransformasi di tengah masifnya perkembangan teknologi digital. Menurutnya, salah satu yang dilakukan detikcom adalah dengan menghadirkan fitur Milidetik. Fitur berbasis teknologi AI itu memungkinkan pembaca mendapatkan informasi terkini dalam format audio.
"Salah satu strategi media agar tetap eksis di era digital adalah menghadirkan multi-platform approach, penguatan kredibelitas, hingga melakukan edukasi literasi media," imbuh pria yang pernah bertugas di Medan, Sumatera Utara, itu.
Sementara itu, Yudha Maulana memaparkan tentang jurnalisme AI atau yang disebutnya sebagai era Akal Imitasi itu. Yudha mengajak mahasiswa ITB STIKOM Bali menelaah teknologi AI dengan menganalogikannya seperti kisah Doraemon.
Yudha menuturkan penulis asal Jepang, Fujiko F Fujio, menghadirkan karakter Doraemon dengan kantong ajaibnya untuk membantu kehidupan Nobita. Menurutnya, permintaan Nobita kepada Doraemon ibarat perintah (prompt) pengguna kepada sistem AI untuk menghasilkan output yang diinginkan, termasuk teks.
"AI juga dapat membantu kerja-kerja jurnalistik, tetapi harus tetap dikontrol," kata Yudha.
Yudha menekankan seorang jurnalis tidak bisa menyerahkan pekerjaan mereka sepenuhnya kepada AI. Ia kembali mengilustrasikan Doraemon yang dikirim bukan untuk menguasai dunia, tetapi untuk membantu seorang anak kecil menjalani hidup lebih baik.
"Teknologi bukan untuk menggantikan manusia, tapi untuk memperkuat potensi manusia," imbuhnya.
Selain materi tentang jurnalisme, mahasiswa ITB STIKOM Bali juga mendapat pemaparan tentang personal branding oleh Syifa Haryanti dan career preparation oleh Maudy Khansa. Acara tersebut turut dihadiri Manager Regional detikcom Triono Wahyu Sudibyo dan Kepala Redaksi detikBali Mukhlis Dinillah.
(iws/iws)