Media sosial (medsos) dihebohkan oleh aksi warga negara asing (WNA) yang melakukan aksi akrobatik di Air Terjun Sekumpul, Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali. WNA yang tidak diketahui identitasnya itu melakukan aksi meniti tali alias berjalan di atas seutas tali yang membentang di ketinggian.
Aksi berbahaya ini direkam oleh warga dan viral di medsos. Video tersebut memperlihatkan WNA tersebut berjalan di atas seutas tali yang diikat membentang lurus dengan latar belakang Air Terjun Sekumpul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WNA tersebut kemudian terpeleset dari tali. Beruntung ia masih selamat karena masih terikat dengan perlengkapan keselamatan yang ada pada tali tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara membenarkan jika aksi berbahaya itu dilakukan di Air Terjun Sekumpul beberapa hari lalu. Pihaknya bersama Satpol PP dan Imigrasi telah menelusuri langsung ke lokasi Air Terjun Sekumpul. Petugas mendatangi lokasi Air Terjun pada Rabu (6/8/2025).
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui atraksi wisata adalah kegiatan slickline apakah sudah memiliki izin untuk melakukan atraksi tersebut," kata Dody, Rabu (6/8/2025).
Aksi menegangkan ini diketahui dilakukan oleh 12 warga negara asing. Mereka menginap di homestay milik warga. Mereka juga mengaku sudah sering melakukan kegiatan serupa di beberapa negara termasuk di Nusa Penida, Bali. Mereka memasang tali menggunakan drone dan beralasan melakukan aksi tersebut untuk promosi wisata.
"Sesuai informasi dan keterangan perbekel sekumpul dan pemilik homestay 12 orang asing tersebut melakukan kegiatan slickline tanpa adanya izin tertulis. Pada saat dua orang asing melakukan atraksi tersebut, 12 orang yang memasang talinya dengan menggunakan drone," urai Dody.
Menurutnya, aksi mereka langsung dihentikan oleh babinkamtibmas karena dinilai terlalu berbahaya jika dilanjutkan. Kegiatan itu bukan termasuk paket wisata.
Dengan viralnya aksi berbahaya yang dilakukan oleh WNA tersebut, pemilik homestay beserta perangkat desa sudah melakukan klarifikasi. Mereka juga meminta maaf atas kegaduhan yang telah terjadi di medsos.
"Para tamu tersebut hanya membayar tiket masuk reguler seharga Rp 150 ribu tanpa adanya campur tangan dari perbekel dan pemilik homestay maupun pelaku usaha setempat," imbuh Dody.
(hsa/hsa)