Sekretaris Daerah (Sekda) Karangasem, I Ketut Sedana Merta, didaulat menjadi narasumber dalam Forum Konsolidasi Nasional untuk Penguatan Warisan Sistem Pertanian Dunia (GIAHS). Kegiatan tersebut berlangsung di Jakarta, Jumat (1/8/2025).
Sedana Merta memaparkan tentang keberhasilan Desa Sibetan, Karangasem, mempertahankan sistem agroforestry salak. Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari kearifan lokal warga Karangasem yang diwariskan secara turun-temurun. Seperti diketahui, selama ini salak menjadi ikon buah khas Karangasem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agroforestry salak bukan hanya menjaga ekosistem, tetapi juga menjadi penopang kehidupan masyarakat. Sehingga keberlanjutannya harus dijaga bersama," kata Sedana Merta dalam paparannya di forum tersebut.
Menurut Sedana Merta, sistem agroforestry salak di Karangasem mampu menjaga keseimbangan alam sekaligus memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi warga. Sistem ini memadukan kelestarian lingkungan dengan produktivitas pertanian.
Sedana menceritakan warga Karangasem mengelola kebun salak secara bijak agar tetap mempertahankan tutupan lahan. Selain itu, pengelolaan kebun salak di Karangasem juga disebut dapat mencegah erosi, menjaga sumber air, dan menghasilkan buah berkualitas.
Sistem agroforestry salak telah diakui oleh FAO sebagai bagian dari Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS) sejak 2024. Sedana menilai pengakuan FAO itu menegaskan bahwa sistem pertanian tradisional dapat tetap adaptif, berkelanjutan, dan bernilai budaya tinggi.
Menurutnya, Karangasem kini menjadi contoh bagaimana pertanian, lingkungan, dan budaya dapat berjalan selaras. Pemkab Karangasem, Sedana melanjutkan, mendorong pengembangan agroforestry salak melalui peningkatan nilai tambah produk, inovasi olahan, hingga perluasan akses pasar.
Ia mengakui adanya tantangan seperti perubahan iklim, regenerasi petani, dan kebutuhan teknologi tepat guna. "Kami berharap sinergi dari semua pihak, baik pusat maupun daerah, untuk menjaga sistem ini agar tetap lestari dan berdaya saing," ujar Sedana Merta.
Untuk diketahui, Forum GIAHS digagas oleh Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian. Forum ini menjadi ruang strategis berbagi praktik terbaik hingga merumuskan kebijakan dalam menjaga keberlanjutan sistem pertanian bersejarah di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Sedana Merta turut didampingi Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Distan PP) Karangasem I Nyoman Siki Ngurah. Forum ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari lembaga pemerintah, akademisi, hingga mitra internasional.
(iws/iws)