Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata (Gus Par) terus menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di bumi lahar. Salah satu fokus utamanya adalah penyediaan air bersih, penguatan infrastruktur, dan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Setelah bertemu DJKN Wilayah IV dan BPK RI Provinsi Bali terkait ketahanan pangan dan penguatan irigasi pada Kamis (31/72025), Gus Par melanjutkan audiensi dengan dua lembaga penting di Denpasar, Jumat (1/8/2025). Yakni, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turut mendampingi dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas PUPR Karangasem Wedasmara serta perwakilan OPD lainnya. Dalam forum tersebut, Gus Par menyampaikan sejumlah isu mendesak yang dihadapi oleh masyarakat di Karangasem.
Targetkan 33 Ribu Sambungan Rumah
Salah satu perhatian utama Gus Par adalah upaya pemenuhan air bersih. Dari target 33 ribu sambungan rumah (SR) dalam jangka waktu empat tahun, saat ini Karangasem baru memiliki dua reservoir. Untuk mengejar target tersebut, dibutuhkan tambahan empat reservoir serta pembangunan jaringan pipa dari Telaga Waja ke wilayah seperti Desa Muncan, Duda, Sebudi hingga Baturinggit.
"Antusias warga untuk berlangganan tinggi, namun sebagian besar hanya mampu membayar tagihan air bulanan. Untuk biaya pemasangan awal, kami harap ada bantuan dari pemerintah pusat," ungkap Gus Par, Jumat (1/8/2025).
Dalam pertemuan bersama BWS, Gus Par juga menyoroti kondisi darurat di Sungai Bah Api, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem. Erosi sungai di wilayah tersebut mengancam bangunan sekolah dan memerlukan penanganan cepat demi kelangsungan proses belajar mengajar.
Selain itu, wilayah Kubu diusulkan sebagai prioritas pembangunan Sabo Dam untuk mengendalikan material lahar Gunung Agung yang kerap menimbulkan banjir sedimen hingga ke kawasan permukiman.
Dalam forum tersebut, Gus Par juga mengusulkan dukungan untuk penataan kawasan wisata Candidasa, terutama peningkatan akses jalan dan fasilitas umum. Langkah ini diharapkan bisa memberikan kenyamanan bagi wisatawan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Penanganan Sampah, Limbah dan Tantangan Sanitasi
Setelah penutupan TPA Butus, Karangasem tengah mempersiapkan lokasi TPA baru di wilayah Datah. Namun, pembangunan tempat pengolahan residu ini memerlukan dukungan anggaran besar serta strategi pendampingan sosial agar pengelolaan sampah dari sumber dapat berjalan efektif.
Selain itu, tantangan sanitasi seperti tingginya angka buang air besar sembarangan (BABS) masih menjadi pekerjaan rumah, terutama di wilayah-wilayah dengan kondisi geografis sulit. Bupati meminta agar Karangasem mendapat prioritas dalam program sanitasi terpadu.
Menanggapi usulan tersebut, pihak BWS dan BPPW menyatakan dukungannya dan siap mendorong percepatan proposal Karangasem ke pemerintah pusat. Salah satu syarat penting yang ditegaskan adalah perlunya penyerahan aset infrastruktur dari pusat ke daerah agar pengelolaan berkelanjutan dapat terjamin.
Pada akhir pertemuan, Gus Par menegaskan akan segera menyiapkan proposal lengkap mencakup pembangunan reservoir, jaringan pipa, pengelolaan sampah, hingga penataan kawasan wisata.
"Kami tidak akan menunggu perubahan datang. Kami yang akan menjemputnya, demi kesejahteraan seluruh masyarakat Karangasem," pungkasnya.
(hsa/hsa)