Wabup Ipat Singgung Wacana Jembatan Jawa-Bali Pascainsiden Kapal Tenggelam

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Jumat, 25 Jul 2025 15:26 WIB
Upacara Mulang Pakelem dan Petik Laut di Selat Bali tepatnya di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Jumat (25/7/2025). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat), menyinggung wacana pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali. Menurutnya, jembatan Jawa-Bali masih perlu dikaji mendalam karena secara historis kedua pulau itu tak mungkin disatukan.

Hal itu diungkapkan Ipat saat menghadiri upacara Mulang Pakelem di Selat Bali, Jumat (25/7/2025). Upacara memohon keselamatan dan keseimbangan alam menurut tradisi Hindu itu digelar pascainsiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali belum lama ini.

"Kalau sekarang kita bicara menyatukan dengan jalan (jembatan), perlu banyak pertimbangan dan perlu kajian terhadap rencana tersebut," ujar Ipat.

Sebagai informasi, wacana pembangunan jembatan penghubung Pulau Jawa dan Bali telah muncul sejak lama. Wacana tersebut muncul dan menghilang. Namun, sejumlah kalangan di Bali tak pernah setuju dengan rencana pembangunan jembatan tersebut.

Tak hanya pemerintah daerah di Bali, Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) juga pernah mengisyaratkkan penolakan terkait wacana pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali itu. Alasannya, kedua pulau itu tak boleh disatukan dengan jembatan penghubung.

Penolakan jembatan Jawa-Bali juga lekat dengan mitologi yang berkembang di Bali. Menurut mitologi itu, Pulau Bali dan Jawa secara sekala dan niskala harus dibatasi oleh laut. Warga meyakini jembatan Jawa-Bali akan berpengaruh terhadap pergeseran nilai dan tatanan sosial budaya masyarakat Pulau Dewata.



Simak Video "Video Motif Penusukan di Denpasar: Pelaku Tersinggung Ditatap Korban"


(iws/iws)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork