Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana akan menggelar upacara Segara Kerthi Mulang Pakelem di perairan Selat Bali pada Jumat (25/7/2025), bertepatan dengan Tilem Kasa, Sukra Pon Prangbakat. Upacara ini digelar sebagai bentuk penyucian laut menyusul tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali beberapa waktu lalu.
Upacara Mulang Pakelem juga bertujuan menjaga keharmonisan dan kesucian laut, khususnya di perairan strategis yang menghubungkan Pulau Bali dan Jawa.
Pembiayaan kegiatan ini didukung oleh PT ASDP Indonesia Ferry, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Ketapang-Gilimanuk, serta donasi gotong royong dari masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengatakan, upacara ini sekaligus sebagai upaya memohon keselamatan bagi seluruh aktivitas pelayaran di Selat Bali.
"Inisiasi ini merupakan komitmen kuat pemerintah daerah dalam melestarikan tradisi spiritual sekaligus menjaga ekosistem maritim. Melaksanakannya secara rutin berarti menjaga dan meneruskan tradisi ini kepada generasi mendatang, memperkuat identitas budaya masyarakat Bali," ujar Kembang saat dihubungi, Rabu (23/7/2025).
Menurut Kembang, pelaksanaan upacara ini juga merujuk pada petunjuk dari Ida Pandita Empu Nabe Griya Segara. Petunjuk tersebut disaksikan oleh sejumlah tokoh masyarakat Kelurahan Gilimanuk.
"Ini juga merupakan wujud tanggung jawab sosial kepada alam dan masyarakat, terkait kecelakaan kapal laut di Selat Bali," lanjutnya.
Rangkaian upacara Mulang Pakelem akan dimulai dengan prosesi pecaruan di darat, yang dipusatkan di Dermaga LCM atau Dermaga Plengsengan Gilimanuk. Prosesi di darat menggunakan tingkatan upakara Catur Rebah, sedangkan upacara di laut menggunakan tingkatan Bebangkit dengan sarana pekelem berupa hewan kerbau.
Upacara akan dipuput oleh tiga sulinggih dari unsur Tri Sadhaka, yaitu Brahmana, Ida Pandita, dan Ida Resi.
Ketua Panitia Upacara Mulang Pakelem yang juga Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahaikusuma, menyampaikan bahwa selain prosesi pecaruan, juga akan digelar doa bersama lintas agama.
"Kebetulan Mulang Pakelem nanti juga barengan dengan Petik Laut yang digelar para nelayan kita di Gilimanuk. Dan kita pun mengundang para tokoh agama dari seluruh lintas agama," ucap Gus Tony.
Melalui upacara ini, Pemkab Jembrana berharap kesadaran kolektif terhadap pelestarian lingkungan maritim semakin meningkat, sehingga Selat Bali dapat terus menjadi sumber kehidupan yang lestari dan harmonis bagi generasi mendatang.
(dpw/dpw)