Dilansir detikNews, beberapa kelompok pemberontak di wilayah timur laut India diketahui memiliki ikatan etnis, bahasa, dan budaya dengan komunitas minoritas yang tinggal di Myanmar. Kelompok-kelompok ini mempertahankan keberadaan mereka di wilayah perbatasan kedua negara.
"Seorang komandan tinggi ULFA tewas dan 19 lainnya luka-luka dalam serangan pesawat nirawak di Myanmar dekat perbatasan," kata kelompok separatis itu dalam serangkaian pernyataan.
"Dua komandan senior lainnya tewas dalam serangan-serangan berikutnya. Beberapa anggota dan warga sipil lainnya juga terluka," tambah ULFA.
Sementara itu, pihak berwenang India belum mengonfirmasi atas serangan tersebut.
ULFA menyebut kamp-kamp milik kelompok pemberontak lain, Tentara Pembebasan Rakyat, juga menjadi sasaran penyerangan tentara India.
ULFA adalah salah satu dari beberapa kelompok pemberontak di India dan menginginkan kemerdekaan bagi negara bagian Assam di timur laut. Sementara PLA mengadvokasi pemisahan diri negara bagian Manipur.
Salah satu faksi ULFA meletakkan senjata dan menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah India pada 2023.
Serangan pemberontak telah berkurang drastis dalam beberapa tahun terakhir, tetapi kekerasan pemberontak telah menewaskan ribuan orang, sebagian besar warga sipil, selama tiga dekade terakhir.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini
(nor/nor)