Permintaan Israel Sebelum Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Internasional

Permintaan Israel Sebelum Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Isal Mawardi - detikBali
Jumat, 11 Jul 2025 08:14 WIB
Israels Prime Minister Benjamin Netanyahu addresses the 79th United Nations General Assembly at U.N. headquarters in New York, U.S., September 27, 2024. REUTERS/Eduardo Munoz/File Photo Purchase Licensing Rights
PM Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: REUTERS/Eduardo Munoz/File Photo Purchase Licensing Rights)
Denpasar -

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan siap bernegosiasi untuk gencatan senjata permanen di Jalur Gaza. Namun, ia meminta agar Hamas didemiliterisasi.

Diketahui, delegasi dari Israel dan Hamas memulai perundingan tidak langsung di Doha. Mereka mencoba menyepakati penghentian sementara perang.

Utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, telah mengusulkan gencatan senjata 60 hari dengan imbalan pembebasan separuh dari 20 sandera yang masih hidup di Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada awal gencatan senjata ini, kami akan memasuki negosiasi untuk mengakhiri perang secara permanen," kata Steve dalam pesan video dari Washington, seperti dikutip dari detikNews, Jumat (11/7/2025)

Ia mengatakan syarat terpenting bagi Israel adalah Hamas meletakkan senjatanya. Mereka meminta Hamas agar tidak lagi memiliki kemampuan pemerintahan atau militer.

ADVERTISEMENT

Pada Rabu (9/7/2025), Hamas mengatakan mereka telah setuju untuk membebaskan 10 sandera yang masih hidup. Meski begitu, Hamas menentang kesepakatan yang mencakup kehadiran militer Israel dalam jumlah besar di Gaza.

Mereka juga menginginkan aliran bantuan yang bebas ke wilayah tersebut untuk meredakan krisis kemanusiaan. Mereka menilai hal itu sebagai jaminan untuk perdamaian abadi.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads