Koster Bantah Maraknya PHK di Sektor Pariwisata Bali

Koster Bantah Maraknya PHK di Sektor Pariwisata Bali

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 29 Jun 2025 13:40 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster meresmikan Gerakan Bali Bersih Sampah di Taman Werdhi Budaya Art Centre, Denpasar, Jumat (11/4/2025). (Tangkapan layar Youtube Pemprov Bali)
Gubernur Bali Wayan Koster. (Tangkapan layar Youtube Pemprov Bali)
Denpasar -

Gubernur Bali Wayan Koster membantah isu maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja di sektor pariwisata di Pulau Dewata. Ia juga membantah isu yang menyebut pariwisata di Bali mulai sepi.

"Saya ingin menyampaikan dengan data. Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali sampai Desember 2024 itu 6,4 juta, wisatawan domestik 9,5 juta," kata Koster di sela-sela acara Penutupan Bulan Bung Karno VII di gedung Citta Kelangen ISI Bali, Denpasar, Minggu (29/6/2025).

Koster lantas membeberkan pertumbuhan ekonomi Bali yang mencapai 5,48 persen, tingkat pengangguran 1,79 persen, dan tingkat kemiskinan 3,8 persen. Pada 2025, dia berujar, jumlah wisatawan mancanegara naik hingga 12 persen per hari dan wisatawan domestik turun sedikit per Mei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Koster optimistis turis domestik akan naik saat momen liburan sekolah pada Juni 2025. Hal itu, dia melanjutkan, dibuktikan dengan sulitnya mencari tiket pesawat dari Jakarta ke Bali.

Selain itu, Koster menyebut tingkat hunian kamar hotel di Bali juga tinggi. Ia mencontohkan okupansi The Meru Sanur yang mencapai 96 persen. Kemudian, okupansi hotel di Nusa Dua di atas 90 persen, Kuta 80 persen, dan Buleleng 70 persen.

ADVERTISEMENT

"Dija unduk ne orang (mana ada istilah) PHK yang punya usaha pariwisata? Tidak ada," ujar politikus PDIP itu.

Di sisi lain, Koster mengakui ada perusahaan di Bali yang melakukan PHK. Namun, dia menyebut perusahaan tersebut tidak bergerak di sektor pariwisata. Misalkan PHK yang dilakukan oleh pabrik Coca Cola di Mengwi, Badung.

"PHK itu ada tapi, bukan di perusahaan yang berkaitan dengan usaha pariwisata. Itu ada usaha di Coca Cola di Mengwi. Itu jenis usahanya memang sudah nggak dibutuhkan, ya ditutup. Bukan karena wisatawan," imbuh Koster.

Menurut Koster, ada juga beberapa perusahaan yang melakukan PHK karena jenis usaha dan unit usahanya tidak laku. Walhasil, perusahaan tersebut tutup.

Di sisi lain, Koster mengaku tengah membuat tim terpadu untuk menertibkan pariwisata di Bali. Termasuk menertibkan para wisatawan yang kerap berulah hingga vila maupun rumah pribadi yang disewakan kepada turis asing.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads