Kasus COVID-19 di India Naik Akibat Subvarian Baru

Internasional

Kasus COVID-19 di India Naik Akibat Subvarian Baru

Averus Kautsar - detikBali
Selasa, 27 Mei 2025 08:58 WIB
Virus Tidak Termasuk Makhluk Hidup
Foto: Ilustrasi virus. (kjpargeter/Freepik)
Jakarta -

Sejumlah negara di Asia Tengah mengalami kenaikan kasus COVID-19. Salah satunya adalah India. Berdasarkan pemantauan World Health Organization (WHO), kasus COVID-19 di India disebabkan karena adanya subvarian baru LF.7 dan NB.1.8.

Satu kasus NB.1.8 dilaporkan muncul di negara bagian Tamil Nadu pada April, sementara empat kasus LF.7 dilaporkan terdeteksi pada Mei. Meski penyebaran ini belum masuk kategori mengkhawatirkan, varian ini juga memicu lonjakan kasus COVID-19 di China dan wilayah Asia lain.

Dilansir dari detikHealth, negara bagian Kerala melaporkan jumlah kasus paling tinggi di India dengan 273 infeksi aktif pada Mei. Negara bagian lain, seperti Tamil Nadu dan Maharashtra, juga melaporkan peningkatan kasus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, di negara bagian Karnataka ada lima kasus COVID-19 baru dilaporkan pada Sabtu sehingga jumlah kasus aktif di negara bagian tersebut mencapai 38. Ibu Kota Bengaluru menyumbang 32 dari keseluruhan kasus.

Pada pertengahan Mei, Bengaluru juga mencatat satu kematian terkait COVID. Pasien berusia 84 tahun yang memiliki penyakit penyerta meninggal di Aster Hospital Bengaluru.

ADVERTISEMENT

Pemerintah Karnataka telah mengeluarkan imbauan penggunaan masker untuk kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan kondisi medis tertentu jika pergi ke tempat yang ramai. Masyarakat juga diimbau menjaga kebersihan tangan secara rutin.

Meski begitu, pemerintah daerah di India juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Umumnya gejala yang ditimbulkan mirip dengan influenza biasa.

"Kami terus berkomunikasi dengan pengawas medis di semua rumah sakit di Delhi. Pemerintah Delhi sepenuhnya siap. Tidak perlu khawatir karena gejala varian baru tampak seperti influenza biasa," kata Menteri Kesehatan Delhi, Pankaj Kumar Singh, menyusul temuan 23 kasus di daerahnya.

Menurut pemerintah pusat, sebagian besar kasus COVID-19 bersifat ringan dan tidak memerlukan tindakan khusus. Sebagian besar pasien juga menjalani pemulihan di rumah.

Para pejabat kesehatan di India juga sudah melakukan diskusi terkait situasi COVID-19 di wilayahnya. Mereka mengklaim India memiliki sistem pengawasan yang kuat untuk penyakit sistem pernapasan, termasuk COVID-19.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini!




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads