13 Rumah di Kupang Terendam Banjir, Warga Mengungsi tapi Tak Ada Bantuan

13 Rumah di Kupang Terendam Banjir, Warga Mengungsi tapi Tak Ada Bantuan

Yufenki Bria - detikBali
Sabtu, 29 Mar 2025 22:07 WIB
13 rumah di Desa Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT, terendam banjir luapan Sungai Siumulo, Sabtu (29/3/2025). (Dok Pemdes Tuakau)
Foto: 13 rumah di Desa Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT, terendam banjir luapan Sungai Siumulo, Sabtu (29/3/2025). (Dok Pemdes Tuakau)
Kupang -

Sebanyak 13 rumah di Desa Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terendam banjir luapan Sungai Siumulo, Sabtu (29/3/2025) siang. Kini, warga yang terdampak sudah mengungsikan diri.

"Ada 13 rumah yang terendam banjir. Sebelum kejadian saya langsung perintahkan pemuda di sini untuk pukul tiang listrik agar warga ungsikan diri sebelum ada korban jiwa," ujar Kepala Desa Tuakau, Benyamin Ndun, melalui panggilan WhatsApp kepada detikBali, Sabtu malam.

Benyamin menjelaskan warga yang terdampak itu sedang berada di posko pengungsian yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang beberapa waktu lalu. Para pengungsi membutuhkan makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya. Meski demikian, dia belum membeberkan jumlah jiwa yang terdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berkaitan dengan bantuan tanggap darurat itu, tadi siang saya sudah hubungi BPBD Kabupaten Kupang untuk datang dan mereka sudah konsultasi, tetapi belum ada bantuan. Mereka bilang akan diupayakan untuk datang bawa bantuan," jelas Benyamin.

Menurut Benyamin, banjir disebabkan karena tanggul Jembatan Siumolo jebol dan gorong-gorong jembatan tersebut juga tersumbat. Padahal, beberapa waktu lalu sudah dibangun tanggul penahan tapi kembali jebol.

ADVERTISEMENT

"Jadi alat berat dari Dinas PUPR Kabupaten Kupang sudah ada di sini. Tinggal operatornya datang untuk tutup kembali penahan yang jebol saja," pungkas Benyamin.

Untuk diketahui, Desa Tuakau menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Rumah warga juga jebol dan tidak ditempati lagi. Bahkan, banjir di desa itu kerap memakan korban jiwa.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads