Pemudik Nekat Berangkat Malam Pengerupukan demi Kejar Penyeberangan

BRI Teman Mudik

Pemudik Nekat Berangkat Malam Pengerupukan demi Kejar Penyeberangan

Ahmad Firizqi Irwan - detikBali
Sabtu, 29 Mar 2025 06:23 WIB
Pawai ogoh-ogoh di Tabanan, Jumat (28/3/2025).
Pawai ogoh-ogoh di Tabanan, Jumat (28/3/2025). (Foto: dok. istimewa)
Tabanan -

Malam Pengerupukan menjadi tantangan bagi pemudik yang hendak menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana. Iring-iringan pawai ogoh-ogoh di berbagai desa dan kecamatan di Bali, terutama di jalur utama Denpasar-Gilimanuk, menyebabkan kemacetan yang membuat pemudik harus berpikir ulang sebelum berangkat.

Pantauan detikBali menunjukkan beberapa pemudik masih terjebak di wilayah Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, hingga Jumat (28/3/2025) malam. Mereka menanyakan kondisi penyebrangan di Pelabuhan Gilimanuk.

"Mohon info penyeberangan tutup sampai jam berapa ya. Soalnya kami masih terjebak macet arakan ogoh-ogoh di Bajera, Tabanan," tulis salah satu pengguna media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemudik Tetap Nekat Berangkat

Salah satu pemudik yang ditemui detikBali di Kecamatan Kediri, Tabanan, mengaku kurang persiapan untuk pulang kampung. Pemudik bernama Awe (39), asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), itu memilih berangkat malam demi mengejar waktu.

"Tadi berangkat dari Dalung sekitar jam 8 malam. Alasan berangkat malam? Sebisanya waktunya aja. Lagi ada duitnya, lagi ada waktunya," ujar Awe.

ADVERTISEMENT

Perjalanan menuju Pelabuhan Gilimanuk diperkirakan memakan waktu 3-4 jam. Namun, Awe mengaku tidak yakin perjalanannya akan lancar.

"Nggak tahu sih, paling balik," ungkapnya.

Meski demikian, Awe tetap melanjutkan perjalanan.

"Selama masih sepi, ngebut aja. Kalau ramai selap-selip. Dimaksimalkan saja waktunya," katanya.

Awe, yang telah tinggal di Dalung selama dua tahun, terbiasa melakukan perjalanan seorang diri.

"Tahun ke tahun sendiri, biasa sendiri. Jogja-Bali, Bali-Jogja pakai motor," jelasnya.

Mudik di malam Pengerupukan menjadi tantangan tersendiri baginya. Ia bahkan tidak keberatan jika ada pemudik lain yang ingin berangkat bersama.

"Ya kadang ada yang ngajakin bareng, ya gas aja. Penting sampai," imbuhnya.

Lebaran tahun ini menjadi perjalanan terakhirnya karena ia diminta keluarga untuk kembali menetap di Sleman.

"Iya terakhir, di sana dibuatin tempat usaha sama keluarga," tegasnya.

Awe berharap dapat menyeberang tepat waktu ke Pulau Jawa dan beristirahat setiap dua jam sekali selama perjalanan.

"Ya kan ini motor kecil, 2 jam sekali istirahat kalau sudah sampai di Jawa. Ya biar motor juga bisa istirahat, akunya juga sama," katanya.

Ia juga berencana mampir ke beberapa teman di Pulau Jawa sebelum melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.

"Nanti bisa juga mampir-mampir ke tempat teman, entah di Surabaya atau di mana gitu. Tapi cuma mampir, habis itu lanjut sampai Jogja," ungkapnya tanpa menyebutkan nama asli.

Kasat Lantas Polres Tabanan AKP Anton Suherman mengatakan petugas telah mengatur lalu lintas, terutama di wilayah Selemadeg.

"Tadi di Bajera tetap dialirkan, cuma memang agak tersendat aja. Kami maksimalkan agar pemudik bisa segera sampai pelabuhan," ujar Anton kepada detikBali, Sabtu (29/3/2025) dini hari.




(dpw/dpw)

Hide Ads