Kecil Peluang Islah PDIP dan Jokowi meski Puan Minta Sudahi Suasana Panas

Kecil Peluang Islah PDIP dan Jokowi meski Puan Minta Sudahi Suasana Panas

Yogi Ernes - detikBali
Rabu, 19 Mar 2025 08:42 WIB
PDI Perjuangan (PDIP) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2023 di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023). Presiden Jokowi dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri terlihat ceria dalam sesi jumpa pers.
Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati Soekarnoputri. (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Ketua DPP PDIP Puan Maharani meminta suasana panas yang terjadi antara PDIP dengan Joko Widodo (Jokowi) untuk disudahi. Puan menilai masih banyak persoalan bangsa yang perlu diatasi.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno pun memberi analisis terkait kemungkinan islah atau perdamaian antara PDIP dan Jokowi setelah arahan Puan tersebut. Menurutnya, kans islah politik Jokowi dan PDIP masih sangat kecil.

"Bagi Puan, peristiwa politik dengan Jokowi adalah masa lalu, tidak perlu diperpanjang. Tapi untuk islah agak sulit karena sangat kelihatan sakit politik PDIP, efek ditinggalkan Jokowi belum selesai dan sulit dihilangkan," tutur Adi, Selasa (18/3/2025), seperti dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adi menjelaskan ucapan Puan itu menguatkan dugaan adanya dua haluan di internal PDIP terkait sikap terhadap Jokowi. Kelompok pertama, dia berujar, bersikap keras dan konfrontatif terhadap Jokowi. Sikap konfrontatif ini diwakili oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Pemenangan Pemilu Eksekutif PDIP Deddy Sitorus, hingga politikus PDIP Guntur Romli.

ADVERTISEMENT

"Pada saat yang bersamaan, ada mazhab kedua seperti yang ditunjukkan Puan Maharani. Terlihat cukup soft, cukup akomodatif dan cenderung menganggap apa yang terjadi antara PDIP dan Jokowi itu masa lalu, tidak perlu diperpanjang dan dikonfrontasikan," kata Adi.

Menurut Adi, dua kubu di tubuh partai berlambang banteng itu membuat sikap politik PDIP sering terlihat gamang. PDIP dinilai memiliki dua wajah yang berbeda dan diwakilkan dari keberadaan kedua kelompok tersebut.

"Terlepas dari sikap politik PDIP yang dinilai terbelah, tapi tetap saja secara kelembagaan politik, posisi politik, PDIP masih diperhitungkan oleh pemerintahan saat ini," imbuh Adi.

Sebelumnya, Puan merespons memanasnya kembali hubungan PDIP dan Jokowi. Ia meminta agar hal itu disudahi, terlebih di bulan Ramadan.

"Sudahi hal-hal yang kemudian hanya membuat kita ini terpecah belah, sudahi hal-hal yang membuat kita ini kemudian hanya berkutat dengan hal-hal yang kemudian membuat kita itu saling berprasangka. Apalagi ini di bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah," kata Puan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Puan menilai masih banyak persoalan bangsa yang perlu diatasi bersama-sama. Menurutnya, tidak ada pihak yang bisa membangun bangsa tanpa kerja sama dengan pihak lain.

"Kita semua pastinya manusia yang tidak sempurna, kita semua pasti punya masa lalu, tapi kita ingat bahwa membangun bangsa itu nggak bisa sendirian," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!




(iws/gsp)

Hide Ads