Sebanyak 31 orang tewas dalam aksi pembajakan kereta oleh kelompok separatis di Pakistan barat daya. Sementara, 340 penumpang lain berhasil diselamatkan.
Dikutip dari detikNews, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk serangan ini. Pembajakan kereta ini didalangi militan bersenjata Tentara Pembebasan Balochistan (BLA).
Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, dalam pernyataannya menyebut penyanderaan yang berlangsung selama dua hari di wilayah terpencil Balochistan. Penyanderaan itu tidak hanya menewaskan warga sipil, tapi juga tentara Pakistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chaudhry menyebut bahwa 31 korban tewas itu terdiri atas 18 tentara dan personel paramiliter Pakistan, tiga karyawan otoritas perkeretaapian, dan lima warga sipil. Mereka semua tewas selama situasi penyanderaan berlangsung lebih dari 30 jam pekan ini.
Pembebasan Sandera
Chaudhry menuturkan lima tentara Pakistan lainnya tewas saat menjalankan operasi untuk merebut kembali kendali kereta. Sebelumnya militan bersenjata BLA menghentikan laju kereta Jaffar Express dengan ledakan bom.
"Banyak yang luka-luka dan jumlah korban tewas mungkin bertambah," jelas dia.
Secara terpisah, Otoritas Pakistan mengumumkan sebanyak 33 'teroris' yang berpartisipasi dalam penyanderaan itu telah tewas pada Rabu (12/3) malam. Jumlah pelaku penyanderaan yang tewas ini tidak dimasukkan ke dalam jumlah korban tewas.
"Lebih dari 340 penumpang berhasil dibebaskan," ucap kepala menteri Balocshitan, Mir Sarfraz Bugti, dalam konferensi pers di Islamabad.
BLA telah aktif selama lebih dari dua dekade di wilayah pegunungan Balochistan, provinsi yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan.
BLA sebelumnya mengeklaim bertanggung jawab atas serangan pada Februari lalu yang menewaskan 17 tentara paramiliter, dan mengeklaim serangan yang didalangi seorang wanita pengebom bunuh diri yang menewaskan seorang tentara bulan ini.
Pakistan Tuding Afghanistan Beri Tempat Berlindung Kelompok Militan
Pakistan menuding Afghanistan telah memberikan tempat berlindung bagi kelompok militan. Pakistan menuding pemberontak merencanakan dan melancarkan serangan ini di Afghanistan.
"Para militan itu melakukan kontak dengan handler mereka di Afghanistan," tuding Chaudhry dalam pernyataannya. Namun Taliban telah membantah tudingan ini.
Untuk diketahui, pasukan keamanan Pakistan telah memerangi pemberontakan selama puluhan tahun di Balochistan. Wilayah ini merupakan wilayah miskin. Namun tahun lalu, terjadi lonjakan angka tindak kekerasan di provinsi tersebut.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini
(nor/nor)