Setiap 13 Februari diperingati sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia. Hari ini menjadi momen bersejarah bagi tenaga kefarmasian di Indonesia, sekaligus memperingati berdirinya Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), organisasi profesi pertama dalam bidang farmasi di Tanah Air.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut detiBali hadirkan sejarah Persatuan Farmasi Indonesia dan perannya dalam dunia farmasi.
Sejarah Berdirinya PAFI
PAFI resmi didirikan pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin di Hotel Merdeka, Yogyakarta. Organisasi ini lahir sebagai wadah bagi para asisten apoteker (AA) dan tenaga teknis kefarmasian (TTK) yang saat itu belum memiliki ikatan profesi resmi.
Pada masa penjajahan Belanda, pendidikan farmasi di Indonesia masih terbatas. Untuk menjadi apoteker, seseorang harus menempuh pendidikan langsung di Belanda. Sementara pendidikan farmasi di dalam negeri hanya diperuntukkan bagi asisten apoteker. Kondisi ini mendorong terbentuknya PAFI sebagai wadah bagi tenaga kefarmasian dalam negeri.
Seiring berjalannya waktu, organisasi farmasi lain pun lahir, termasuk Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) pada 18 Juni 1955 dan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) pada 15 September 1965. Dalam Kongres XVIII ISFI di Jakarta, nama ISFI akhirnya dikembalikan menjadi IAI, yang kini menjadi organisasi bagi para apoteker di Indonesia.
Peran PAFI dalam Dunia Kefarmasian
Sebagai organisasi tertua dalam bidang farmasi di Indonesia, PAFI memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas tenaga kefarmasian. Organisasi ini berfokus pada pengembangan profesi, peningkatan kesejahteraan anggotanya, serta berkontribusi dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Visi dan misi PAFI mencerminkan komitmennya untuk:
¡ Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
¡ Meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia secara optimal.
¡ Mendorong kemajuan di bidang farmasi nasional.
¡ Meningkatkan kesejahteraan tenaga kefarmasian di Indonesia.
Momentum Apresiasi bagi Profesi Farmasi
Peringatan Hari Persatuan Farmasi Indonesia bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mengapresiasi peran tenaga kefarmasian dalam kehidupan sehari-hari. Profesi farmasi tidak hanya berkaitan dengan obat-obatan, tetapi juga mencakup berbagai produk lain seperti kosmetik, suplemen, makanan, dan minuman.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tenaga farmasi dihadapkan pada tantangan dan peluang baru. Inovasi, peningkatan kompetensi, serta kerja sama lintas sektor menjadi kunci dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Hari Persatuan Farmasi Indonesia menjadi pengingat akan pentingnya peran farmasis dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Peringatan ini juga menjadi wujud penghargaan bagi tenaga farmasi yang terus berkontribusi dalam pembangunan kesehatan nasional.
(nor/nor)