Benarkah Nisfu Syaban Sebagai Malam Pengampunan Dosa? Ini Dalilnya

Benarkah Nisfu Syaban Sebagai Malam Pengampunan Dosa? Ini Dalilnya

Vincencia Januaria Molo - detikBali
Rabu, 12 Feb 2025 06:30 WIB
Amalan Malam Nisfu Syaban
Foto: Tim Infografis/Mindra
Denpasar -

Malam Nisfu Syaban sering disebut sebagai malam penuh ampun, di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa dan memohon pengampunan kepada Allah SWT. Banyak hadis yang menyebutkan keutamaannya, tetapi disisi lain, ada juga perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai status dan dalil keutamaan malam ini. Lantas, benarkah Nisfu Syaban adalah malam pengampunan dosa?

Dikutip dari detikHikmah, Malam Nisfu Syaban diyakini sebagai momen istimewa yang dipenuhi dengan ampunan, dimana umat Islam diberikan kesempatan untuk bertobat dan kembali ke jalan yang lurus. Disebutkan bahwa Allah SWT akan mengampuni hambanya yang bertobat dengan tulus dan penuh keikhlasan.

Keistimewaan malam Nisfu Syaban juga dijelaskan dalam berbagai hadits, sebagaimana dikutip dalam buku Kumpulan Artikel Syaban dan Ramadhan karya Ammi Nur Baits

.تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ" فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ: " إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يُنَزِّلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرِ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمٍ كَلْبٍ


Artinya: Aku pernah kehilangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian aku keluar, ternyata beliau di Baqi, sambil menengadahkan wajah ke langit. Nabi bertanya; "Kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menipumu?" (maksudnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memberi jatah Aisyah). Aisyah mengatakan: Wahai Rasulullah, saya hanya menyangka Anda mendatangi istri yang lain. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam nisfu syaban, kemudian Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu domba bani kalb." (HR. At-Turmudzi).

Dalil Nisfu Syaban

Dikutip dari Baznar berikut merupakan dalil-dalil yang berasal dari Al-Qur'an dan hadis Rasulullah SAW, meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kekuatan sebagian hadits yang terkait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

a. Malam Penuh Ampunan

Sebagaimana disebutkan dalam hadits, pada malam Nisfu Syaban Allah SWT melimpahkan ampunan kepada hambaNya, kecuali bagi mereka yang masih terjerumus dalam kesyirikan dan permusuhan. Oleh karena itu, salah satu keutamaan malam Nisfu Syaban adalah menjadi kesempatan berharga bagi umat Islam untuk memperoleh ampunan dari Allah SWT.

b. Malam Ditetapkannya Takdir Tahunan

Beberapa ulama berpendapat bahwa malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam di mana catatan amal dan takdir tahunan seseorang ditetapkan. Dalam Tafsir Al-Qur'an, disebutkan bahwa sebagian ulama menghubungkan malam ini dengan ayat:

ADVERTISEMENT

"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (QS. Ad-Dukhan: 4)

Pendapat ini menunjukkan bahwa malam Nisfu Syaban bukan sekadar malam biasa, tetapi juga memiliki makna penting yang berkaitan dengan ketentuan takdir dalam kehidupan manusia.

c. Waktu yang Baik untuk Berdoa

Malam Nisfu Syaban juga diyakini sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

"Ada lima malam di mana doa tidak akan ditolak: malam Jumat, malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syakban, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha." (HR. Al-Baihaqi)

Hadits ini menegaskan bahwa malam Nisfu Syaban memiliki keutamaan sebagai waktu yang istimewa untuk memanjatkan doa dan memohon kepada Allah SWT.

Pendapat Para Ulama Tentang Keutamaan Malam Nisfu Syaban

Dilansir dari Baznar, para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai keberadaan dalil yang mendukung amalan khusus di malam Nisfu Syaban dalam syariat Islam. Beberapa ulama, seperti Imam Syafi'i dan Imam Ahmad, tidak secara khusus menganjurkan ibadah tertentu pada malam ini, kecuali dalam bentuk amalan umum seperti shalat, doa, dan istighfar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Di sisi lain, ulama dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah di berbagai negara, termasuk Indonesia, sering mengadakan kegiatan seperti doa bersama atau tahlilan pada malam Nisfu Syaban. Meskipun tidak terdapat dalil khusus mengenai tata cara pelaksanaannya, tradisi ini lebih banyak dilakukan sebagai bagian dari budaya yang bertujuan memperkuat ukhuwah Islamiyah serta meningkatkan semangat dalam beribadah.

Dikutip dari islampos, berangkat dari perselisihan para ulama dalam menilai status keshahihan hadis, dan keutamaan malam Nisfu Syaban. Setidaknya, ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini.

Pendapat pertama menyatakan bahwa malam Nisfu Syaban tidak memiliki keutamaan khusus dan tidak berbeda dengan malam-malam lainnya. Para ulama yang berpandangan demikian menilai bahwa semua hadis yang menyebutkan keistimewaan malam ini berstatus lemah.

Al-Hafizh AbuSyamah mengutip pernyataan Al-HafizhAbulKhithab binDihyah dalamkitabnya tentang bulanSyakban: "Para ulama ahli hadis dan kritikperawi menyatakan bahwa tidak ada satupun hadisshahih yang menyebutkan keutamaan malamNisfuSyakban." (Al-Ba'its 'alaInkaril Bida',hlm. 33).


لم يصح في ليلة نصف من شعبان شيء ولا نطق بالصلاة فيها ذو صدق من الرواة وما أحدثه إلا متلاعب بالشريعة المحمدية راغب في زي المجوسية

"Tidak ada satupun riwayat yang shahih tentang malam Nisfu Syaban, dan para perawi yang jujur tidak menyampaikan adanya shalat khusus di malam ini. Sementara yang terjadi di masyarakat berasal dari mereka yang suka mempermainkan syariat Muhammad yang masih mencintai kebiasaan orang majusi (baca: Syiah).

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Syekh Abdul Aziz bin Baz, yang menolak adanya keutamaan khusus pada malam Nisfu Syaban. Beliau menyatakan bahwa hadis-hadis yang membahas keutamaannya berstatus lemah dan tidak dapat dijadikan dasar. Bahkan, menurut beliau, semua hadis yang menyebutkan keutamaan shalat khusus pada malam Nisfu Syakban dikategorikan sebagai hadis palsu, sebagaimana dijelaskan oleh para ahli hadis. (At-Tahdzir min Al-Bida', hlm. 11).

Di sisi lain, ada ulama yang berpendapat bahwa amalan pada malam Nisfu Syaban sebaiknya dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak terjerumus dalam perbuatan bid'ah. Meskipun tidak ada dalil yang secara tegas mewajibkan perayaan malam tersebut, amalan seperti memperbanyak doa dan salat tetap dapat dilakukan. Namun, praktik ini tidak boleh dijadikan sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam.

Perbedaan Pandangan Terkait Ibadah di Nisfu Syaban

Di beberapa daerah, malam Nisfu Syaban sering diisi dengan tradisi tahlilan, yaitu doa bersama yang meliputi bacaan tahlil, istighfar, dan doa untuk orang yang telah meninggal dunia. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang apakah ada dalil yang secara khusus mendukung praktik tahlilan atau amalan tertentu pada malam tersebut.

Para ulama berpendapat bahwa tahlilan sebagai bentuk doa untuk orang yang telah meninggal bukanlah sesuatu yang dilarang. Namun, jika praktik ini dianggap sebagai amalan wajib yang harus dilakukan setiap malam Nisfu Syaban, maka perlu dikaji lebih lanjut. Sebagai umat Islam, kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam praktik yang tidak memiliki dasar kuat dalam syariat, meskipun niatnya baik, seperti mendoakan orang yang telah wafat.

Terkait dengan pertanyaan apakah ada dalil yang secara khusus mengatur perayaan atau amalan tertentu pada malam Nisfu Syaban, para ulama menyatakan bahwa tidak ditemukan hadis sahih yang menjelaskannya secara tegas. Meskipun ada hadis yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Syaban, keabsahannya masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.

Amalan seperti berdoa, berzikir, dan memperbanyak ibadah pada malam ini tetap diperbolehkan selama tidak dianggap sebagai kewajiban atau ritual khusus yang harus dilakukan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengikuti tuntunan Rasulullah SAW dan para ulama yang menekankan pentingnya ibadah yang shahih sesuai dengan Al-Qur'an dan hadis. Memanfaatkan malam Nisfu Sya'ban dengan memperbanyak ibadah dapat menjadi kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta meningkatkan ketakwaan.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads