Trump Sebut Pangeran Harry dan Meghan Markle Terlalu Banyak Masalah

Internasional

Trump Sebut Pangeran Harry dan Meghan Markle Terlalu Banyak Masalah

Yulida Medistiara - detikBali
Senin, 10 Feb 2025 08:29 WIB
Trump mengonfirmasi penundaan itu setelah berbicara dengan para pemimpin Meksiko dan Kanada (Foto: Jim Watson/AFP/Getty Images)
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Jim Watson/AFP/Getty Images)
Denpasar -

Pangeran Harry menghadapi ancaman deportasi dari Amerika Serikat terkait masalah keimigrasian. Namun, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk tidak mendeportasi Duke of Sussex tersebut.

Trump mengungkap bahwa salah satu alasan keputusan tersebut adalah masalah perkawinan Pangeran Harry. "Saya akan membiarkannya sendiri," kata Trump, dikutip dari detikNews, Senin (10/2/2025).

Ia menyebut Pangeran Harry sudah memiliki masalah dengan istrinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak ingin melakukan itu. Dia sudah punya cukup banyak masalah dengan istrinya. Dia mengerikan," ucap Trump.


Tuduhan Penyalahgunaan Visa

Diketahui, status imigrasi Harry telah diawasi dengan ketat. Yayasan Heritage menuduh bahwa ia mungkin telah menyembunyikan penggunaan narkoba ilegal di masa lalu, yang dapat menjadi alasan diskualifikasi dari visa AS.

ADVERTISEMENT

Yayasan Heritage juga menuduh Pangeran Harry menerima perlakuan istimewa saat memasuki AS.

Lembaga tersebut menggugat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS tahun lalu untuk merilis catatan visa Harry, dengan mengutip pengakuannya tentang penggunaan narkoba dalam otobiografinya, Spare.

Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, pindah ke California Selatan pada tahun 2020.

"Kami percaya rakyat Amerika memiliki hak untuk mengetahui apakah Pangeran Harry jujur dalam permohonannya," kata Nile Gardiner, kepala Pusat Kebebasan Margaret Thatcher Yayasan Heritage.

Pengakuan Penggunaan Narkoba

Heritage berpendapat bahwa ada "kepentingan publik yang besar" terkait kemungkinan perlakuan khusus terhadap Harry selama proses aplikasi visanya. Terutama setelah dalam memoarnya tahun 2023, Spare, Harry mengungkap bahwa dirinya pernah menggunakan narkoba.

Harry menyatakan dalam Spare bahwa ia mengonsumsi kokain beberapa kali sejak usia 17 tahun agar "merasa berbeda". Ia juga mengakui menggunakan ganja dan jamur psikedelik.

Dalam aplikasi visa AS, pertanyaan tentang penggunaan narkoba secara rutin diajukan dan telah menjadi masalah bagi sejumlah selebritas, termasuk koki Nigella Lawson, penyanyi Amy Winehouse, dan model Kate Moss.

Pengakuan penggunaan narkoba di masa lalu tidak serta-merta menghalangi seseorang untuk masuk atau tinggal di AS, tetapi ketidakjujuran dalam formulir dapat berakibat serius.

"Jika ia berbohong, Anda akan dideportasi," kata pengacara Heritage, Samuel Dewey, kepada wartawan setelah sidang.

"Orang-orang secara rutin dideportasi karena berbohong pada formulir imigrasi."

Dewey mengatakan ada kemungkinan Harry jujur tentang penggunaan narkoba sebelumnya dalam aplikasinya, sehingga menerima keringanan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) atau memperoleh semacam visa diplomatik dari Departemen Luar Negeri. Kedua pilihan tersebut sah tetapi dapat menimbulkan tuduhan perlakuan khusus.


Ketegangan dengan Trump

Pasangan yang pindah ke AS pada tahun 2020 setelah mengundurkan diri dari tugas kerajaan, telah menjadi kritikus vokal terhadap Trump. Meghan Markle pernah menyebut Trump 'memecah belah' dan 'misoginis'.

Trump, yang sebelumnya mengkritik Harry dan Markle, menggambarkan Duke of Sussex sebagai 'dicambuk' oleh istrinya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads