Perbekel atau Kepala Desa (Kades) Ubung Kaja, I Wayan Astika, mengeklaim baru mengetahui adanya kos-kosan di lokasi tanah longsor di Jalan Ken Dedes, Denpasar. Terdapat delapan korban longsor di sana, lima di antaranya tewas.
"Itu pun saya kaget ada kos kemarin," kata Astika saat ditemui di Kantor Perbekel Ubung Kaja, Selasa (21/1/2025).
Menurut Astika, pemilik kos mengontrak lahan di sana untuk dibangun kos-kosan. "Makanya bentuk bangunannya begitu, nggak karuan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Astika juga menyebut bangunan kos tersebut tidak ada izinnya. Namun, memang sekarang tidak ada prosedur perizinan seperti itu.
"Saya kurang mengerti, kepala dusun pun kaget kok ada orang di sini, nggak ada laporan. Kalau pemilik lahan dan rumah orang sini pasti dia melapor, ini nggak ada laporan," beber Astika.
Selain kos, pengerukan tanah di atas bangunan itu juta tidak ada izin. Astika mengatakan tidak ada komunikasi dari pemilik lahan tersebut. "Jangankan ke kami, ke saudaranya mungkin nggak ada komunikasi," sebut Astika.
Astika belum dapat memastikan tindak lanjut dari proyek pengerukan tersebut. Menurutnya, pengerukan dilakukan kemungkinan untuk dijual sebagai tanah uruk. Sedangkan tanah yang di sana ketika sudah datar bisa jadi dipakai untuk usaha.
Astika tetap akan memberikan imbauan kepada pemilik lahan dan warga sekitar mengenai potensi bahaya di sekitar lokasi. Sebab, cuaca ekstrem masih melanda Bali.
Diberitakan sebelumnya, tragedi tanah longsor di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja, Denpasar, Senin (20/1/2025) pagi menewaskan lima korban. Insiden ini terjadi sekitar pukul 07.00 Wita. Seluruh korban merupakan buruh bangunan. Mereka tinggal di kos-kosan yang tertimbun longsor.
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikBali, korban meninggal pertama dievakuasi bersama tiga korban selamat lainnya. Saat tim SAR gabungan tiba di lokasi kejadian, tersisa empat korban yang belum ditemukan.
Sekitar pukul 10.52 Wita, korban keempat ditemukan oleh tim SAR gabungan dan langsung dibawa ke RSUP Prof Ngoerah. Dengan penemuan itu, sudah dua korban tewas yang ditemukan.
Tak lama dari penemuan korban keempat, korban kelima juga telah ditemukan oleh tim SAR gabungan. Jenazah ditemukan di dalam reruntuhan bangunan dan tanah. Korban tersebut menjadi korban terakhir yang proses pencariannya secara manual.
Basarnas Bali mengerahkan alat berat berupa ekskavator untuk mencari dua korban terakhir tanah longsor itu. Sebab, posisi dua korban tersebut diduga cukup sulit dijangkau lantaran lokasi kos paling ujung.
"Kami sudah gunakan alat berat yang dimiliki oleh Basarnas dengan gabungan bersama-sama bersinergi kami evakuasi secara manual bisa temukan dua orang tersebut," kata Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya di lokasi kejadian.
Ekskavator digunakan untuk meratakan bangunan yang masih berdiri agar mempermudah akses pencarian korban. Menurut Sidakarya, lokasi kejadian memiliki akses yang sempit sehingga menyulitkan proses evakuasi.
"Karena pemerataan alat berat ini masih dalam proses pembersihan dan melihat lokasi terhadap dua korban tersebut," ujarnya.
(hsa/hsa)