Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, antusias mengikuti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang digagas pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) itu mulai diterapkan pada Senin (6/1/2025).
Salah satu siswa, Gusti Ngurah Satria Rai Wiguna, senang ketika mendapatkan makan gratis dari program MBG. Menurut Satria, menu MBG saat itu enak.
Satria dapat menghemat uang jajan dengan adanya program MBG. Sebelum ada program itu, Satria biasanya menggunakan uang jajannya untuk membeli nasi di kantin seharga Rp 5 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, dengan adanya program MBG, siswa kelas empat SDN 1 Banjar Tengah itu bisa mengirit uang jajannya sebesar Rp 10 ribu. "Saya sangat senang, bisa lebih irit bekal," tutur Satria.
Pantauan detikBali, menu makan bergizi gratis adalah nasi, ayam kecap, capcay, dan semangka. Menu tersebut dikemas di kotak makan berbahan stainless steel. Namun, tak ada susu yang menjadi pelengkap makan siswa tersebut.
Yayasan Boga Bahagia Jembrana sebagai mitra pelaksana program unggulan Prabowo-Gibran tersebut. Makanan untuk siswa itu diantar menggunakan mobil boks bergambar Prabowo-Gibran.
Mobil boks itu juga bertulisan 'Makan Bergizi Gratis'. Gambar siswa sedang makan juga tertempel di mobil boks hitam tersebut.
Jembrana Satu-Satunya Daerah yang Gelar MBG di Bali
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, menuturkan, hingga saat ini, wilayahnya menjadi satu-satunya daerah di Bali yang menggelar program MBG. "Jembrana terpilih berdasarkan hasil verifikasi Badan Gizi Nasional dan (daerah) ini menjadi satu-satunya (pelaksanaan MBG) di Bali," ungkapnya.
Tamba menjelaskan, selain SDN 1 Banjar Tengah, ada 14 sekolah lain di Gumi Makepung yang juga akan mendapatkan MBG. Mereka yang menjadi penerima manfaat program MBG adalah murid taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengungkapkan belum ada rencana penerapan program MBG di kabupaten lain.
"Kami sudah koordinasi dengan para kepala dinas di kabupaten/kota memang belum, baru menyasar di penerima mandaatnya baru di wilayah Jembrana saja. Jadi bertahap semuanya," ungkap Boy.
Boy tidak mengetahui alasan dan pertimbangan Jembrana dipilih terlebih dahulu di Bali. Sebab, penentuan daerah dilaksanakan program MBG dilakukan Badan Gizi Nasional bersama pemerintah pusat.
Boy telah meminta daerah lain di Bali agar menunggu pelaksanaan program MBG. Sebab, Program diimplementasikan secara bertahap.
"Tidak semua bisa dilaksanakan mungkin dalam waktu sebulan, dua bulan, dan seterusnya akan ada, semua disasar," jelas Boy.
Kodam IX/Udayana Ikut Distribusikan MBG di Bali dan NTT
Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana turut terlibat dalam pendistribusian menu program MBG di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pendistribusian makan gratis oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) itu menyasar pelajar dan kelompok masyarakat yang membutuhkan.
"Program ini yang dirancang untuk memberikan akses makanan bergizi secara gratis kepada anak-anak sekolah dan kelompok rentan," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana, dalam keterangannya, Senin (6/1/2025).
Program makan gratis di wilayah Kodam IX/Udayana mulai didistribusikan di Jembrana dan Kabupaten Kupang. SPPG bertugas menyiapkan makanan yang selanjutnya didistribusikan ke sekolah dan kelompok rentan lain.
Adapun sasaran program tersebut, yakni siswa pendidikan usia dini (PAUD), SD, SMA, balita, ibu menyusui, dan ibu hamil. "Personel TNI dilibatkan dalam pengawasan dan evaluasi untuk memastikan program berjalan sesuai target pemerintah," jelas Agung.
Agung menyebutkan sebanyak 6.171 porsi makanan gratis telah didistribusikan untuk Bali dan NTT hari ini. Rinciannya, 3.109 porsi makanan untuk sejumlah sekolah di Jembrana dan 3.062 porsi makanan untuk 12 sekolah di Kupang.
Agung berharap program unggulan Prabowo-Gibran itu dapat berlanjut untuk meningkatkan gizi kelompok rentan. Termasuk anak-anak sekolah dan keluarga kurang mampu.
(iws/gsp)