Sebagian orang senang mengonsumsi telur. Lantas, bagaimana cara mengenali telur segar dan busuk sebelum mengonsumsinya?
Salah satu cara sederhana untuk mengecek kesegarannya adalah dengan mencelupkan telur ke dalam air. Telur yang tidak segar atau sudah busuk akan mengapung di permukaan air.
Fenomena ini terjadi karena proses penguraian di dalam telur menghasilkan gas. Gas ini terbentuk dari masa telur, seperti kuning dan putih telur, yang mengalami dekomposisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring waktu, gelembung gas akan terbentuk di dalam cangkang bagian dalam telur. Namun, bukan jumlah gas yang menjadi penyebab utama telur mengapung. Sebagian gas tersebut keluar melalui cangkang telur yang berpori, sehingga kepadatan telur berkurang. Akibatnya, telur menjadi lebih ringan dibandingkan air, sehingga mudah mengapung.
Departemen Pertanian dan Keamanan Pangan Amerika Serikat (USDA) menyebutkan jika telur mengapung, itu adalah tanda bahwa telur sudah tidak segar atau cukup tua untuk digunakan. Untuk menjaga kesegaran telur, penting untuk menyimpannya pada suhu yang tepat.
USDA merekomendasikan suhu kurang dari 7°C, seperti di dalam lemari es. Telur mentah yang disimpan dengan cangkang utuh dan tidak retak bisa bertahan hingga 4-5 minggu di lemari es.
Sebaliknya, menyimpan telur di suhu ruang, terutama di tempat yang panas, bisa mempercepat kerusakan. Suhu tinggi dapat merusak lapisan pelindung pada cangkang, membuat pori-pori terbuka dan mempermudah masuknya bakteri.
Jika telur tidak disimpan dengan baik, bakteri seperti Salmonella dapat masuk melalui cangkang yang rusak. Mengonsumsi telur busuk yang terkontaminasi bakteri ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti sakit perut, diare, demam, sakit kepala, dan gangguan pencernaan lainnya.
Untuk memastikan telur tetap aman dikonsumsi, perhatikan cara penyimpanan dan selalu cek kesegarannya sebelum digunakan. Jika telur mengapung di air, lebih baik tidak dikonsumsi, karena itu menandakan telur sudah tidak segar. Simpan telur pada suhu rendah dan pastikan cangkangnya utuh untuk menghindari risiko pembusukan.
Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(iws/iws)